Login • Lupa Password | Daftar segera dan nikmati pemasangan iklan baris secara gratis! |
Medanbisnisdaily.com-Tanah Karo. Belasan bangkai babi yang diduga terkena virus hog cholera (HC) dan terindikasi Afrikan Swine Fever (ASF), kembali dibuang sembarangan dikawasan Jalan Lingkar Kabanjahe, Kamis (28/11/2019) sore. Untuk menanggulangi masalah tersebut, Pemda Karo melakukan evakuasi sekaligus penanaman di ladang Kadis Pertanian kawasan perladangan Desa Kandibata, Kecamatan Kabanjahe, Kabupaten Karo, Sumatra Utara.
Kepala Dinas Pertanian Kabupaten Karo, Metehsa Karo-Karo didampingi Kabid Peternakan dan Kesehatan Hewan, Hernie Lydia, kepada medanbisnisdaily.com, Jumat (29/11/2019) mengatakan, proses evakuasi hingga penanaman ke sebelas bangkai babi itu berlangsung hingga malam hari. Sementara sisanya akan kembali dievakuasi hari ini.
“Mengingat keterbatasan waktu, semalam hanya 11 yang dapat kita evakuasi dan dikubur. Karena belum ada tempat lain, untuk sementara lokasi penguburan bangkai babi yang terserang penyakit di buat diladang saya. Di perladangan Kerangen Palamunte, Desa Kandibata. Semalam selesainya pukul 21.00 WIB, disaksikan Bupati Karo Terkelin Brahmana dan Sekda Kabupaten Karo, Terkelin Purba,” ujar Metehsa.
Sesuai keterangan Metehsa pihaknya dan dinas instansi terkait lainnya, telah membuat pengumuman jika ada ternak warga yang mati, sekiranya berkoordinasi dan membuat laporan ke Kades, Lurah, Dinas Pertanian, agar dievakuasi ke lokasi penanaman. Sehingga kedepannya tidak terjadi lagi pembuangan sembarangan. Terkait kapasitas lokasi penampungan, menurut Metehsa dapat menampung ribuan ternak yang mati.
“Semalam alat berat Dinas PUPR (back hoe), telah menggali lubang berukuran 10X20 meter dengan kedalaman 6 meter. Bangkai babi ditutup sedikit-sedikit, jadi muat banyak. Lokasi yang tersedia diladang saya, sekitar 6.000 meter persegi. Belum ada tempat yang lain, agar tidak masalah dan demi kebaikan bersama, saya berinisiatif menampungnya. Kepada masyarakat/peternak kami harap dapat berkejasama dalam menangulangi masalah ini,” ujar Metehsa.
Sesuai keterangan Metehsa, dari data terkini pihaknya, jumlah ternak babi yang mati akibat serangan virus hog cholrea dan terindikansi Afrikan Swine Fever sebanyak 1.516 ekor. Angka itu kemungkinan akan bertambah pasca evakusi dan laporan warga hari ini. Untuk menekan jumlah kematian berkala, pihak Dinas Pertanian Kabupaten Karo tetap menghimbau peternak agar lebih intensif menggunakan disinfektan.