Login • Lupa Password | Daftar segera dan nikmati pemasangan iklan baris secara gratis! |
Medanbisnisdaily.com - Medan. Indeks saham pekan ini masih akan dibayangi oleh sentimen kesepakatan dagang antara Amerika Serikat (AS) dan Cina. Jubungan diantara keduanya yang masih bergejolak membuat pelaku pasar akan lebih banyak berhadapan dengan ketidakpastian yang bisa saja membuat pasar keuangan turut bergejolak.
"Data-data ekonomi yang dihadirkan ke depan juga belum mampu menjadi motor dalam menggiring pasar keuangan di teritori positif. Sejauh ini memang pelaku pasar tengah menikmati keuntungan di tengah ekspektasi membaiknya hubungan dagang AS-Cina. Tetapi ini kan belum final, jadi masih akan ada banyak ketidakpastian yang bisa saja berubah," kata analis pasar keuangan, Gunawan Benjamin, Minggu (1/12/2019).
Sejumlah data ekonomi memang memberikan peluang adanya kemungkinan membaiknya pasar keuangan ke depan. Namun data dari Cina dan AS yang nantinya merealisasikan angka positif, bukan menjadi garansi buat pasar keuangan domestik untuk menguat.
Setidaknya ada beberapa hal yang mendasar yang bisa saja merubah ekspektasi tersebut. Dimana aksi jual investor asing di pasar saham menjadi salah satu kuncinya. Dan transaksi investor asing tersebut sangat dipengaruhi oleh sejumlah sentimen eksternal.
"Jadi meskipun ada potensi penguatan pada pasar keuangan kita di pekan ini, namun tekanan yang akan dihadapi oleh pasar keuangan khususnya saham masih terlihat. Ini yang perlu diwaspadai oleh investor," kata Gunawan.
Pasar keuangan, kata Gunawan, masih akan bergerak di dua zona di pekan ini. Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) masih tetap berpeluang menguji level psikologis 6.000. Namun rupiah memiliki kecenderungan bergerak lebih stabil dibandingkan dengan pasar saham.