Login • Lupa Password | Daftar segera dan nikmati pemasangan iklan baris secara gratis! |
Medanbisnisdaily.com-Langkat. Kalangan nelayan tangkap di Kecamatan Tanjung Pura, Kabupaten Langkat, Provinsi Sumatera Utara, di hadapan anggota DPR RI, Prof Dr Ir Djohar Arifin Husin, mengeluhkan harga ikan anjlok. Hal ini terjadi masih terkait pencemaran sungai dan air laut oleh bangkai babi.
"Ekonomi kami terpuruk, gegara dampak dari bangkai babi yang dibuang ke sungai dan ke laut, harga jual drastis turun dan tidak laku," kata Ismail dan Abdul Wahab, nelayan di Dusun Alur Kapal, Desa Pematang Cengal, Kecamatan Tanjung Pura, Langkat, Minggu (1/12/2019).
Dijelaskan nelayan, ikan kembung kuring besar biasa dijual Rp 35.000 turun menjadi Rp 25.000/kg. Ikan koli Rp 28.000 turun menjadi Rp 20.000/kg. Semua jenis ikan, rata-rata turun Rp 10.000/kg.
"Dua hari lalu ikan kami tidak laku dijual, karena agen tidak mau merima dikarenakan ikan yang dibawa agen ke Kota Medan dan lainnya tidak ada yang mau menerima. Kami berharap, pemerintah serius dalam membantu kami, turunnya harga jual mengganggu ekonomi kami,” jelas mereka.
Mendengar keluhan nelayan, anggota Komisi X DPR RI, Djohar Arifin Husin, mengatakan, pemerintah harus tanggap dan serius dalam kesusahan yang dialami nelayan di Sumut, termasuk di Kabupaten Langkat, terkait isu pembuangan bangkai babi ke sungai dan ke laut.
“Saya tidak menyangka, efek dari pembuangan bangkai babi begitu parah dampaknya bagi kaum nelayan di sini, dari bisnis perikanan mereka. Ikan hasil tangkapan mereka tidak laku, dan dibayar murah, padahal mereka sudah susah mencari ikan, namun harganya masih anjlok dari penjualan ikan mereka sebelumnya,” katanya.
Bangkai babi yang di buang kesungai ini merusak lingkungan, di mana sungai ini, tempat mereka memamfaatkan air sungai. Untuk itu, pemerintah harus melakukan tindakan tegas. Tindakan hukum bagi orang yang membuang bangkai babi ke sungai. Pemerintah juga harus membantu, bagi peternak babi, yang ternaknya mati. Pemerintah harus membantu ikut penguburan bangkai babi tersebut.
Mungkin mereka peternak babi itu tidak memiliki lahan untuk menguburkan bangkai babinya, sehingga mereka membuang bangkai babi itu ke sungai.
Selain itu, pemerintah juga harus membantu peternak babi untuk melakukan vaksinasi terhadap ternak yang masih hidup, agar ternak mereka tidak terkena virus.
"Kemudian untuk Dinas Perikanan dan Kelautan (Diskanla), serta intansi terkait, jangan sekedar menjadi penonton, soal harga ikan nelayan yang anjlok berkepanjangan. Bagaimana nelayan tidak menderita, harga ikan saat ini cukup parah, tidak mencukupi untuk biaya melaut, seperi membeli es, bahan bakar minyak, dan biaya kebutuhan kelaut lainya,” beber mantan Ketua Umum PSSI ini.