Login • Lupa Password | Daftar segera dan nikmati pemasangan iklan baris secara gratis! |
Medanbisnisdaily.com - Medan. Untuk kesekian kalinya dalam kapasitasnya sebagai anggota Majelis Permusyawaratan Rakyat (MPR) RI, Badikenita Putri Sitepu menyelenggarakan sosialisasi empat pilar kebangsaan. Berlangsung pada 24 November lalu, sosialisasi dilakukan di kampus Sekolah Tinggi Teologi Sumatra Utara (STTSU) yang terletak di kawasan Padang Bulan, Medan.
Tak kurang 200-an mahasiswa yang kelak akan berprofesi sebagai pendeta dan guru tersedia hadir mengikuti sosialisasi oleh Badikenita. Sosialisasi empat pilar dilaksanakan sesuai dengan UU No. 17/2014 tentang MPR, DPR, DPD dan DPRD (MD3). Serta Peraturan MPR RI No. 1/2011 tentang Tata Tertib MPR RI.
Kepada para mahasiswa, disebutkannya bahwa empat pilar kebangsaan dimaksud terdiri atas Pancasila yang merupakan ideologi negara. Lalu, UUD 1945 sebagai konstitusi negara, Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI) jadi bentuk negara serta Bhinneka Tunggal Ika yang tak lain adalah semboyan negara.
Katanya, tantangan yang dihadapi bangsa Indonesia dari dalam dan luar (internal dan eksternal) mengharuskan seluruh warga menangani dengan baik empat pilar kebangsaan. Tidak terkecuali mahasiswa, generasi yang akan jadi pewaris serta pejuang cita-cita negara.
Tantangan internal, papar Badikenita yang juga anggota Dewan Perwakilan Daerah RI, setidaknya terdapat lima poin yang telah teridentifikasi. Mulai dari lemahnya penghayatan dan pengamalan akan agama, berlebihannya fanatisme kedaerahan, penahanan yang tidak berkembang pada kebhinekaan dan kemajemukan, kurangnya keteladanan pemimpin dan tokoh negara hingga penegakan hukum yang tidak maksimal.
"Sedangkan dari sisi eksternal secara garis besar Indonesia menghadapi dua tantangan; pengaruh globalisasi yang kian meluas dan persaingan antar bangsa yang semakin tajam serta makin kuatnya intervensi kekuatan global dalam pembuatan kebijakan nasional," tegasnya melalui keterangan tertulis kepada medanbisnisdaily.com, Jumat (6/12/2019).
Secara sistematis dan terperinci empat pilar kebangsaan diuraikan satu persatu kepada para mahasiswa. Agar dapat diserap dan tertanam dalam memori, sehingga menjadi tuntunan dalam berperilaku sebagai warga negara. Soal Pancasila, ditekankan bahwa ideologi bangsa itu merupakan fundamen (dasar), filsafat, pikiran yang menjadi panggilan hidup serta pemersatu.
Tentang Bhinneka Tunggal Ika, disebutkan semboyan negara tersebut sangat urgen dipahami agar persatuan bangsa tetap kokoh selamanya.
"Bayangkan Indonesia terdiri atas 250juta lebih penduduk, 2.500 bahasa daerah, 6 agama, 1.340 suku serta beragam budaya, adat istiadat, flora dan fauna. Tanpa Bhinneka Tunggal Ika akan tercerai berai hancur dalam sekejap," tutur Badikenita.
Antusiasme mahasiswa mengikuti sosialisasi ditandai dengan sesi tanya jawab yang berlangsung secara interaktif.