Login • Lupa Password | Daftar segera dan nikmati pemasangan iklan baris secara gratis! |
Medanbisnisdaily.com - Medan. Kontestasi pemilihan Gubernur Sumatra Utara boleh saja sudah berlalu. Pemenangnya, Edy Rahmayadi, sudah terpilih dan telah memimpin setahun lebih. Namun cerita tentang orang-orang di balik kemenangannya (disebut juga tim sukses alias TS) masih ada yang tersisa.
Terutama adalah tentang "kejelian" mereka menjual "kedekatan" dengan Edy agar bisa mendapatkan duit banyak. Dengan cara mengiming-imingi jabatan di lingkungan Pemprov Sumut bagi siapa saya yang berminat. TS menawarkan jalan tol mendapatkan jabatan dengan memberikan "fulus" sejumlah tertentu.
Anggota DPRD Sumut, Pdt Berkat Kurniawan Laoli (Nasdem), menjelaskan, fakta tersebut kepada Kepala Dinas Pendidikan Sumut, Arsyad Lubis, saat rapat dengar pendapat dengan Komisi E, Selasa (10/12/2019).
Kisah Pdt Berkat, beberapa waktu lalu datang mengadu padanya beberapa pegawai negeri sipil di Nias. Mereka menceritakan pengalaman tak sedap yang dialami karena diperdaya sejumlah pihak yang mengaku sebagai TS atau tim pemenangan Edy.
Kepada para PNS yang menginginkan memperoleh kedudukan di Unit Pelaksana Teknis berbagai bidang di Nias itu para TS menjanjikan jalan mudah (jalan tol). Dengan asumsi Edy pasti akan mendudukkan gerbong-gerbongnya karena sudah terpilih sebagai pemimpin baru di Sumut.
"Uang yang mereka berikan tidak sedikit, di atas Rp 100 juta. Ada yang guru, ada juga yang lainnya," terang Pdt. Berkat.
Tak ada tanda terima, hanya atas dasar saling percaya uang tersebut diserahkan. Tanpa firasat kalau para PNS itu bakal tertipu.
Kemudian mereka sadar sudah tertipu ketika kedudukan yang dijanjikan tidak kunjung didapatkan. Uang yang sudah diserahkan kepada para TS juga tak dapat diminta agar dikembalikan. Alasannya, uang tersebut sudah diberikan kepada pihak yang bisa mengurus jabatan yang diinginkan.
"Begitulah Pak Kadis (Arsyad), mereka diperdaya orang yang mengaku tim pemenangan gubernur," terang Pdt Berkat.
Ungkapnya, dia menjelaskan hal tersebut untuk menghentikan tindakan menyimpang yang bisa memperburuk citra Gubernur Edy. Siapa tahu ada orang-orang yang cari kesempatan berbuat penipuan demi memperoleh keuntungan.
Pdt Berkat berharap gubernur beserta jajarannya, termasuk Kadis Pendidikan, merespon hal tersebut dengan membuat pernyataan kepada publik bahwa para pelaku itu bukan tim pemenangannya.
"Gubernur harus membuat statement bahwa para "calo" yang mengaku sebagai tim pemenangannya itu bukanlah orangnya agar masyarakat tidak tertipu," tegasnya.
Arsyad sendiri berjanji akan menindak bawahannya jika ada diantara mereka yang terlibat menjadi calo jabatan demi mendapatkan uang.