Login • Lupa Password | Daftar segera dan nikmati pemasangan iklan baris secara gratis! |
Medanbisnisdaily.com-Jakarta. World Bank (Bank Dunia) hari ini merilis data laporan perekonomian kuartalan Indonesia. Seperti biasa, Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati diundang menjadi pembicara.
Dalam laporannya, Bank Dunia menilai perekonomian Indonesia hingga akhir tahun masih cenderung melandai. Diperkirakan pertumbuhan ekonomi Indonesia di 2019 hanya tumbuh 5%. Prediksi itu juga melambat dibandingkan dengan pertumbuhan ekonomi di 2018 sebesar 5,17%.
Saat giliran berpidato, Sri Mulyani menekankan bahwa sepanjang pidatonya akan berbicara kondisi ketidakpastian dunia. Sehingga memberikan tekanan terhadap ekonomi global yang juga berpengaruh terhadap ekonomi Indonesia.
"Jadi Anda akan banyak mendengar saya mengeluarkan kata ketidakpastian di pidato saya yang juga tidak pasti ini," ujarnya sambil berkelakar di Energy Building, Jakarta, Rabu (11/12/2019).
Dia menjelaskan, ketidakpastian yang dimaksud adalah berdasarkan peristiwa yang terjadi, baik dari sisi keamanan, perselisihan antar negara hingga faktor alam seperti bencana.
"Ketidakpastian ini jelas berpengaruh terhadap kegiatan ekonomi dan kebijakan ekonomi. Untuk 2019 sebelumnya semua memprediksi tahun ini akan jadi tahun paling cemerlang setelah krisis ekonomi global (2008). Tapi kenyataannya setiap kuartal di 2019 prediksi pertumbuhan ekonomi ini terus dikoreksi," ujarnya.
Hampir semua lembaga dunia seperti IMF dan termasuk Bank Dunia terus mengkoreksi proyeksi pertumbuhan ekonomi di 2019. Itu artinya semua pihak juga merasakan ketidakpastian yang terjadi.
"Proyeksi pertumbuhan ekonomi dunia sudah dikoreksi 0,7% dan 0,7% PDB global itu setara dengan PDB Afrika Selatan. Itu potensi yang hilang di tingkat global," terangnya.
Meski sedikit menyalahkan keadaan, Sri Mulyani menilai kondisi ekonomi Indonesia terbilang cukup tangguh. Ekonomi Indonesia masih bisa tumbuh stabil di 5% di tengah turunnya pertumbuhan ekonomi negara lain yang cukup dalam.
"Komposisi pertumbuhan misalnya masih dipengaruhi pelemahan global. Tapi di saat yang sama kami memberikan respons dengan kebijakan," tutupnya.(dtf)