Login • Lupa Password | Daftar segera dan nikmati pemasangan iklan baris secara gratis! |
Medanbisnisdaily.com-Jakarta. Pada 2019, nilai ekonomi digital Indonesia punya sumbangsih sebesar Rp 567,9 triliun (40 persen) dari besaran ekonomi digital Asia Tenggara. Badan Siber dan Sandi Negara (BSSN) pun meluncurkan Peta Okupasi Keamanan Siber Nasional.
"Ruang atau dunia siber ini di situ sebenarnya kemungkinan ada ancaman tapi di situ ada peluang sangat besar, khususnya dalam rangka kita manfaatkan dalam kesejahteraan seperti misalnya dalam ekonomi digital di situ berproses sedemikian rupa," kata Kepala BSSN Hinsa Siburian di Hotel JS Luwansa, Jalan HR Rasuna Said, Karet Kuningan, Jakarta Selatan, Kamis (12/12/2019).
Potensi ekonomi digital tersebut perlu dijaga untuk memacu pertumbuhan ekonomi nasional dan mewujudkan kesejahteraan umum. Namun, dalam dunia ekonomi digital selalu berkaitan dengan isu keamanan siber.
Oleh karena itu, penyelenggaraan sistem ekonomi digital perlu jaminan keamanan. Sementara jenis serangan siber semakin banyak dan beragam jenisnya.
Untuk mengantisipasi serangan tersebut, menurut BSSN dibutuhkan kesadaran dan kepekaan terhadap ketahanan dan keamanan di ranah siber. BSSN membuat Peta Okupasi Keamanan Siber Nasional ini karena dibutuhkan beragam profesi dengan kemampuan dan keterampilan spesifik untuk mengampu seluruh spektrum pengamanan ranah siber.
"Jadi Ibu-Bapak sekalian adalah para panglima-panglimanya, nanti akan kita bentuk prajurit-prajuritnya yang mampu untuk mengamankan ruang siber Indonesia di mana di situ nanti akan terjadi proses yang saya katakan tadi masalah kesejahteraan ada di situ. Kalau nanti semuanya memiliki instansi memiliki sistem ataupun menggunakan siber perlu di situ keamanannya, para bisnis di bidang ekonomi digital sistem elektronik akan tersambung dengan internet di situ perlu pasukan untuk mengamankan," bebernya.
Dia memberi contoh serangan fisik dari ancaman serangan siber adalah jika infrastruktur perbankan diserang. Jika hal itu terjadi maka akan terjadi kekacauan perbankan. Demikian juga bisa terjadi di bidang lainnya seperti penerbangan bahkan sampai pembobolan rekening ATM.
Di lokasi yang sama, Ketua Tim Perumus, Eko Kuswardono Budiarjo, mengatakan peta okupasi ini menggambarkan kompetensi yang harus dikuasai untuk menjamin keamanan siber.
"Peta okupasi itu menggambarkan pekerjaan atau lebih umum dikatakan okupasi yang terkait bagaimana kita mengamankan dunia siber dan dari situ juga akan kita lihat apa saja kompetensi yang harus dikuasai untuk setiap okupasi. Dan okupasi tadi memiliki jenjang sehingga kita juga bisa melihat career path yang dapat diikuti bagi seorang yang ingin mengembangkan dirinya dan kemampuannya di dalam cyber security," kata Eko.
Dia mengatakan pembuatan Peta Okupasi Keamanan Siber Nasional juga bertujuan untuk menciptakan SDM unggul. Sehingga SDM Indonesia memiliki kompetensi di bidang keamanan siber.
"Hal ini sejalan dengan apa yang menjadi tujuan utama kita semua untuk menciptakan SDM unggul. Dan tentunya bagaimana mengamankan dunia siber, saya akan melihat mengamankan tidak lain kita perlu melihat dari sisi manusia. Karena keamanan terletak pada manusia salah satu unsur yang sangat penting. Dengan adanya peta okupasi ini, maka kompetensi untuk mengembangkan SDM tadi akan sejalan dengan bagaimana kita mengamankan penguatan dunia siber Indonesia," jelas Eko.(dtc)