Login • Lupa Password | Daftar segera dan nikmati pemasangan iklan baris secara gratis! |
Medanbisnisdaily.com - Medan. Perusahaan pembiayaan di Sumatra Utara (Sumut) telah membukukan piutang senilai Rp 18,596 triliun hingga Oktober 2019. Capaian tersebut tumbuh 8,27% dibandingkan periode sama tahun 2018 senilai Rp 17,176 triliun. Data Otoritas Jasa Keuangan (OJK) Kantor Regional 5 Sumbagut, dari total piutang pembiayaan senilai Rp 18,596 triliun, masih didominasi piutang pembiayaan multi guna senilai Rp 12,648 triliun.
Selanjutnya pembiayaan investasi senilai Rp 5,275 triliun, pembiayaan jual beli berdasarkan prinsip syariah senilai Rp 354,903 miliar, pembiayaan modal kerja senilai Rp 254,943 miliar dan pembiayaan jasa berdasarkan prinsip syariah senilai Rp 62,178 miliar. Kemudian piutang dari pembiayaan lainnya berdasarkan persetujuan OJK senilai Rp 1,157 miliar dan pembiayaan investasi berdasarkan prinsip syariah senilai Rp 171 juta.
Kepala OJK Kantor Regional 5 Sumbagut, Yusup Ansori, mengatakan, eksistensi lembaga keuangan pembiayaan di Sumbagut khususnya Sumut semakin kuat. "Itu bisa terlihat dari peningkatan piutang pembiayaan setiap periodenya. Bahkan, bisnis perusahaan pembiayaan juga berkontribusi mendukung mobilitas dan akselerasi pertumbuhan ekonomi," katanya, Jumat (13/12/2019).
Kontribusi yang semakin besar dari perusahaan pembiayaan tentu semakin menggembirakan. Apalagi tingkat pembiayaan tidak sehat atau non performing financing (NPF) cenderung rendah. Per Oktober 2019, NPF perusahaan pembiayaan di Sumut sebesar 2,26%, lebih rendah dibandingkan Oktober 2018 sebesar 2,30%.
Ketua Asosiasi Perusahaan Pembiayaan Indonesia (APPI) FKD Medan, Herry Lim, mengatakan, pertumbuhan piutang perusahaan pembiayaan di Sumut memang cukup bagus sejak awal tahun 2019 cukup bagus. "Per Oktober sudah bisa tumbuh 8,27%. Masih cukup bagus dan diharapkan bisa lebih tinggi lagi hingga akhir tahun ini. Optimisme ini karena potensi pasar untuk pembiayaan di Sumut masih sangat besar. Selain itu, industri pembiayaan bisa tetap tumbuh di tengah perekonomian yang melambat," katanya.
Herry mengatakan, kontribusi Sumut ke nasional memang masih kecil. Tapi jika potensinya bisa digarap secara maksimal akan bisa meningkatkan kontribusi terhadap kinerja nasional. Sejauh ini, kata Herry, kontribusi Pulau Jawa dalam piutang pembiayaan mencapai hampir 70%, sementara Pulau Sumatra baru sekitar 16%.