Login • Lupa Password | Daftar segera dan nikmati pemasangan iklan baris secara gratis! |
Medanbisnisdaily.com - Jakarta - Merdeka Belajar menjadi salah satu program inisiatif Menteri Pendidikan dan Kebudayaan (Mendikbud) Nadiem Makarim. Mendikbud Nadiem ingin menciptakan suasana belajar yang bahagia.
"Jadi ini yang menjadi sangat penting, sangat concern karena Pak Nadiem atau kita dari Kemendikbud ingin menciptakan suasana belajar di sekolah adalah suasana yang happy. Makanya tag-nya merdeka belajar," kata Kepala Biro Komunikasi dan Layanan Masyarakat Kemendikbud Ade Erlangga dalam Diskusi Polemik tentang 'Merdeka Belajar Merdeka UN' di Hotel Ibis Jakarta Tamarin, Jalan KH Wahid Hasyim, Jakarta Pusat, Sabtu (14/12/2019).
Ade juga menjelaskan, tujuan merdeka belajar adalah agar para guru, siswa, serta orang tua bisa mendapat suasana yang bahagia. "Merdeka belajar itu bahwa pendidikan itu harus menciptakan suasana, suasana yang membahagiakan. Bahagia buat siapa? Bahagia buat guru, bahagia buat peserta didik, bahagia buat orang tua, untuk semua umat," papar Ade.
Menurut Ade, program merdeka belajar ini dilahirkan dari banyaknya keluhan di sistem pendidikan. Salah satunya keluhan soal banyaknya siswa yang dipatok oleh nilai-nilai tertentu.
"Iyalah kalau ciptakan namanya merdeka belajar, banyak sekali orang komplain, komplain terhadap suasana pendidikan yang sekarang. Misalnya anak dipaksa mencapai skor-skor tertentu," kata Ade.
Selain itu, Ade mengatakan adanya Ujian Nasional (UN) membuat siswa, guru, dan orang tua tidak diuntungkan. Namun lebih menguntungkan kelompok-kelompok bimbingan belajar.
"Tapi akhirnya yang berjamuran kan lembaga-lembaga bimbingan belajar. Kemudian siapa yang lebih untung tentu bukan siswanya, tapi adalah berbagai macam pihak yang memang bisa melihat ada potensi ini," ucap Ade.
"Lalu orang tua juga stres juga karena anak stres orang tua jadi stres. Guru juga stres, ditekan juga untuk bisa punya sekolah bagus dan berprestasi," jelas Ade. dtc