Login • Lupa Password | Daftar segera dan nikmati pemasangan iklan baris secara gratis! |
Medanbisnisdaily.com-Medan. Suara-suara penolakan terus disampaikan sebagian besar masyarakat di Kabupaten Mandaling Natal (Madina), Sumatra Utara terkait rencana penutupan tambang emas rakyat. Warga berpendapat bahwa keberadaan tambang tersebut sudah menjadi mata pencaharian sehari-hari bagi. Biaya keperluan rumah tangga dan sekolah anak-anak didapat warga dari tambang itu.
Namun tidak dengan Gubernur Sumatra Utara, Edy Rahmayadi. Mantan Pangkostrad itu ngotot praktik tambang emas ilegal di Madina itu harus ditutup. Bahkan menurut Edy, negara tidak boleh kalah dengan yang ilegal.
"Masa negara kalah dengan yang ilegal," tegas Gubernur Edy menjawab wartawan usai Apel Gelar Pasukan Pengamanan Natal 2019 dan Tahun Baru 2020, di Lapangan Benteng Medan, Kamis (19/12/2019).
Dengan statusnya sebagai tambang liar, sudah pasti tambang ilegal. "Namanya aja tambang liar, berarti itu adalah tambang ilegal. Kalau ilegal berarti menyalah harus kita tutup," tegasnya lagi.
Sebelumnya Gubernur Edy sudah menurunkan tim untuk menutup praktik tambang emas ilegal itu. Sebab diduga beberapa orang bayi yang lahir dalam kondisi cacat yang kemudian meninggal, adalah karena dampak tambang ilegal itu.
Namun Gubernur Edy masih mempelajari hasil kinerja tim tersebut sebelum nantinya benar-benar ditutup. Sebab harus dipikirkan juga apa ganti pekerjaan masyarakat yang selama ini bertahan hidup dari tambang tersebut.
"Bentuk tim, kita pelajari dia. Dengan ditutupnya itu, berarti masyarakat perlu pekerjaan lain. Ada pertalian kita siapkan pertaniannya. Ada peternakan, kita siapkan ternak-ternaknya atau ada kegiatan perikanan, kita siapkan tempat-tempat ikannya sehingga rakyat ini tidak dirugikan," jelas Edy.