Login • Lupa Password | Daftar segera dan nikmati pemasangan iklan baris secara gratis! |
Medanbisnisdaily.com-Langkat. Kalangan petani cabai di kawasan Paluh Nibung, Dusun Kelantan dan Paluh Cingamm Dusun Paluh Baru, Desa Pasar Rawa, Kecamatan Gebang, Kabupaten Langkat, merugi. Mereka diterpa derita berkepanjangan akibat harga jual cabai yang murah dan serangan layu fusarium yang menyebabkan matinya tanaman cabai mereka.
"Awal panen sebulan yang lalu, harga jual cabai merah sangat murah, hanya Rp 14.000 - Rp 16.000/kg. Dan saat harga jual beranjak naik, yakni Rp 18.000/kg, tanaman cabai kami mati akibat serangan jamur upas atau layu fusarium. Akhirnya kamipun merugi," ungkap Darto, Paimin, Fadli dan Paiman, petani cabai di Desa Pasar Rawa, Gebang, Jumat (20/12/2019).
Diungkapkan mereka, tanaman cabai yang diserang layu fusarium cukup luas, hingga belasan hektar di Dusun Paluh Baru dan Dusun Kelantan. Layu fusarium menyerang tanaman cabai yang produksinya maksimal dan siap panen.
"Layu fusarium terus menjalar keseluruh bedengan, tanam yang layu sebelum mati, yang bisa dipanen cabai hujaunya ya kami panen, meski harga jual cabai hijau hanya Rp 10.000/kg," ungkap mereka lagi.
Diketahui, fusarium adalah salah satu jenis penyakit yang umum menyerang tanaman budidaya. Serangan penyakit fusarium ini dapat dikategorikan sebagai serangan penyakit yang berbahaya, karena menyebabkan kerugian yang cukup besar bagi petani.
Layu fusarium (fusarium wilt) disebabkan oleh jamur fusarium oxysporum. Jenis jamur ini adalah jenis jamur yang patogen/merugikan bagi tanaman budidaya.
Jamur fusarium oxysporum dapat bertahan didalam tanah dalam jangka waktu yang sangat lama. Ancaman penyakit layu fusarium ini berasal dari tanah dan benih yang digunakan.