Login • Lupa Password | Daftar segera dan nikmati pemasangan iklan baris secara gratis! |
Medanbisnisdaily.com-Langkat. Banyak petani cabai di kawasan Paluh Nibung, Dusun Kelantan dan Paluh Cingam, Dusun Paluh Baru, Desa Pasar Rawa, Kecamatan Gebang, Kabupaten Langkat, Sumatra Utara, merugi. Karena tanaman cabainya terserang layu fusarium yang menyebabkan kemati tanaman di musim penghujan ini. Tetapi, ada tanaman cabai seorang petani yang tanamannya bebas dari layu fusarium, karena tumpang sari dengan tanaman ubi kayu.
Semula banyak yang menakut - nakuti petani itu karena tanaman cabainya bercampur tanaman ubi kayu dan pisang daun. Bisa kena jamur upas atau jamur fusarium oxysporum. Eh nyatanya, tanaman cabainya tumbuh subur, produksi buahnya lumayan, dan tidak terserang layu fusarium. Marena anak ubi kayu mampu memerangi jamur fusarium wilt didalam tanah yang lebab akibat musim hujan.
"Dari 4.000 pohon cabai yang kami tanam, setiap bedengan kami tanam ubi kayu sebagai tumpang sari, dengan jarak atara pohon dengan pohon lainnya (ubi kayu-red) 1,5 - 2 meter, dan dicelah - celah itulah tanam cabai. Alhamdulillah tak terserang layu fusarium, dibawah bedengan cabai ditanam pohon pisang daun," sebut Nurhayati, petani cabai dikawasan Paluh Cingam Dusun Paluh Baru, Desa Pasar Rawa, Kecamatan Gebang, Langkat, Sabtu (21/12/2019).
Dijelaskannya, pengalaman ini dari tahun lalu, suaminya menanam cabai merah, pada bagian bedengannya dicampur tanaman ubi kayu, hasilnya cukup memuaskan. Produksi cabai merah kala itu mencapai 2,4 ton dari 6.000 pohon cabai, tetapi harga jual cabai di Desember 2018 - Februari 2019 lalu memang murah hanya Rp 7.000/kg.
"Duluan pohon ubi ditanama pada bedengan, setelah tinggi pohon ubi, maka ditanamlah pohon cabai, pohon ubi melindungi panas yang menyengat. Setelah cabai berusia 1,5 bulan dengan kondisi rimbun dan mengeluarkan bunga, maka pohon ubi dipotong setenggi 1 meter dari permukaan tanah, sehingga sinar mata hari bebas tidak terlindung menerangi tanaman cabai," jelasnya.
Menurutnya, jika pohon ubi tunas dan rimbun kembali, maka tunas pohon ubi bisa dipotong/digunduli, pohon ubi tetap hidup menyerap bakteri dan jamur tanah.
Pantauan medanbisnisdaily.com di pertanian cabai tumpang sari ubi kayu, terlihat juga tanaman jeruk. Dari luas lahan 15 rantai dengan tanaman jeruk manis 200 pohon, bagian lorongnya dibuat bedengan untuk tanaman cabai dan ubi kayu.
Sedangkan dilahan tanaman cabai milik Darto, Fadli, Paimin dan Paiman di Dusun Paluh Baru dan Dusun Kelantan Desa Pasar Rawa, Gebang, tanpa tumpang sari, tanaman cabai mereka yang siap panen saat ini terserang layu fusarium.
"Layu fusarium terus menjalar keseluruh bedengan, tanam yang layu sebelum mati, yang bisa dipanen cabai hujaunya, meski harga jual cabai hijau hanya Rp 10.000/kg," ungkap mereka.
Fusarium salah satu jenis penyakit yang umum menyerang tanaman budidaya. Serangan penyakit fusarium ini dapat dikategorikan sebagai serangan penyakit yang berbahaya, karena menyebabkan kerugian yang cukup besar bagi petani.
Layu fusarium (fusarium wilt) disebabkan oleh jamur fusarium oxysporum. Jenis jamur ini adalah jenis jamur yang patogen/merugikan bagi tanaman budidaya.
Jamur fusarium oxysporum dapat bertahan didalam tanah dalam jangka waktu yang sangat lama. Ancaman penyakit layu fusarium ini berasal dari tanah dan benih yang digunakan.