Login • Lupa Password | Daftar segera dan nikmati pemasangan iklan baris secara gratis! |
Medanbisnisdaily.com-Medan. Di hampir semua forum, Gubernur Sumatra Utara, Edy Rahmayadi, dengan bangganya menggaung-gaungkan sejumlah proyek prestisius yang menurutnya kelak perwujudan dari visi Sumatra Utara bermartabat.
Misalnya Sport Center, RS Haji bertaraf internasional dan Asrama Haji di kawasan Kualanamu, TPA Sampah modern di Tuntungan, dan BRT/LRT yang terkoneksi ke sport center dan Bandara Kualanamu dari stasiun Lapangan Merdeka, serta tol dalam Kota Medan maupun botanical garden (taman keanekaragaman hayati).
Kota Medan bebas banjir tahun 2022, juga sudah didesain dan sudah juga dideklarasikan. Hijaunya Kota Surabaya berikut indahnya pepohonan berbunga warna-warni dan bersisnya aliran air sungai, juga jadi impian Sang Jenderal Bintang 3 itu.
Dilengkapi dengan tayangan video ilustrasi, Gubernur Edy sumringah mempertontonkan kepada setiap audience-nya betapa akan hebat dan bermartabatnya nanti Sumut dengan proyek-proyek prestisius itu.
Setiap orang yang menyaksikan video ilustrasi proyek-proyek prestisius itu, selalu tampak tersihir. Seolah bahwa semua proyek itu sudah berdiri megah begitu mata terbuka di pagi hari dari lelapnya tidur malam.
Gubernur Edy maupun Wakil Gubernur, Musa Rajekshah, berpacu dalam semangatnya. Bahkan di 2023, persisnya sebelum jabatan mereka berakhir 5 September, proyek-proyek itu ditarget sudah rampug.
Tentu semua berharap proyek-proyek itu benar-benar terealisasi. Sebab selain untuk modernitas Sumut, itu akan mendorong pertumbuhan ekonomi, disamping menjadi kebanggaan tersendiri sebagai anak Medan, anak Sumut.
Terakhir kali memaparkan proyek-proyek itu, adalah pada acara pemberian tali asih atlet dan pelatih berprestasi di Pendopo Gubernuran, Jalan Sudirman Medan, Kamis (26/12/2019). "Anak-anakku sekalian, ini cita-cita besar kita untuk Sumatra Utara yang bermatabat," ujar Edy yang disambut aplaus meriah para atlet.
Namun apa yang "dikoar-koarkan" Edy tersebut, tak semudah yang dibayangkan tentunya. Wujudnya masih kabur, kasarnya itu semua masih dalam angan-angan. Butuh dukungan berbagai pihak mewujudkannya. "Aminkan," ujar Edy selalu mengajak setiap siapa saja yang menyaksikan paparan proyek-proyek itu.
Persoalan paling krusial, misalnya soal pendanaan, masih menjadi tanda tanya besar. Jika mengandalkan APBD Sumut saja, tentu bahwa semua proyek itu rampung di 2023 ataupun 2024, mustahil bisa.
Namun Gubernur Edy sadar betul tak mungkin hanya mengandalkan APBD. Edy juga jorjoran men-colokkan proyek-proyek itu ke pemerintah pusat agar dibantu pembiayaannya, seraya berharap dukungan penuh masyarakat.
Bersama tim pembangunan Sumut beranggotakan banyak tokoh dan ahli, yang dia sebut Tim Sumut, Edy menemui Menko Perekonomian, Airlangga Hartarto, di Gedung Kemenko Perekonomian Jakarta, Jumat (13/12/2019).
Di pertemuan itu, Gubernur Edy yang saat itu bersama Ketua DPRD Sumut, Baskami Ginting, mengusulkan agar proyek-proyek itu masuk dalam Proyek Strategis Nasional (PSN) tambahan dari proyek-proyek yang sebelumnya sudah ditampung dalam PSN.
Tak cukup hanya itu, Gubernur Edy saat menjamu kunjungan kerja Menteri Perencanaan Pembangunan Nasional (PPN)/Kepala Bappenas, Suharso Monoarfa, di Gubernuran, Sabtu (21/12/2019), juga mengusulkan proyek-proyek prestisius itu dimasukkan dalam PSN.
Baik Menko Airlangga Hartarto maupun Menteri PPN/Kepala Bappenas Suharso Monoarfa, sama-sama melempar sinyal dukungan. Tetapi dengan syarat, Sumut harus punya lahan, regulasi dan perizinan yang mendukung, dan dukungan APBD serta kesiapan master plan.
Tidak hanya ke pusat, mencari dukungan juga dilakukan Edy kepada para investor dalam dan luar negeri. Diketahui bahwa investor dari Korea Selatan, tertarik membangun TPA Sampah modern seluas 200 Ha di Medan Tuntungan.
Soal lahan, juga masih belum jelas. Misaknya untuk pembangunan sport center, RS Haji bertaraf internasional maupun Asrama Haji yang diplot dari lahan Eks HGU PTPN 2, juga sepenuhnya masih simpang siur.
Begitu pun, Edy selalu optimis. Ditargetkannya, secara bertahap beberapa proyek misteriusnya itu dimulai (groundbreaking) awal tahun 2020. Gubernur Edy tidak peduli. Dia bahkan siap "melibas" siapa saja yang berniat mengganjal proyek-proyek prestisiusnya itu.
Semua proyek itu, menurut Edy, adalah untuk tujuan baiknya, yang kerap dia simpulkan sebagai warisan yang baik bagi anak cucu Sumut. "Saya tak ada kepentingan di sini. Ini untuk kita wariskan untuk anak cucu kita, kecintaan saya untuk Sumatra Utara," ujar Edy kerap.
Sebab menurutnya Sumut dengan potensi alam dan sumber daya yang berlimpah, tidak seharusnya "tertinggal" dari provinsi lainnya yang lebih dulu maju, seperti DKI Jakarta, Jawa Barat, Jawa Timur, Jawa Timur dan lainnya. Semoga terwujud Pak Edy.