Login • Lupa Password | Daftar segera dan nikmati pemasangan iklan baris secara gratis! |
Medanbisnisdaily.com - Medan. Merebaknya Virus hog cholera atau kolera babi dan african swine fever (ASF) atau Demam Babi Afrika di Sumut masih belum berhenti. Jika sebelumnya hanya menyerang di 16 kabupaten/kota, perkembangan terakhir kematian babi juga terjadi di 2 kabupaten lainnya.
Kepala Bidang Kesehatan Hewan Dinas Ketahanan Pangan dan Peternakan Sumatra Utara, Muhaimin, menyebutkan, kasus kematian babi karena kedua virus itu juga ditemukan di Kabupaten Batubara dan Mandailing Natal (Madina). Di Kabupaten Batubara, terjadi kematian sebanyak 66 ekor dan Mandailing Natal 6 ekor. "Itu di Madina dan Batubara," katanya, Senin (6/1/2020).
Mengenai virus ASF, mereka mengaku belum mendapatkan surat dari Kementrian Pertanian. Dijelaskannya, salinan Keputusan Menteri Pertanian Nomor 820/KPTS/PK.320/M/2019 tentang pernyataan wabah penyakit demam babi afrika (African Swine Fever) pada beberapa kabupaten/kota di Provinsi Sumatra Utara diketahuinya melalui aplikasi percakapan WhatsApp.
"Itu ditetapkan Menteri pada 12 Desember 2019, tapi surat resmi dari Kementerian belum kami terima. Hanya dari wa-wa saja. Mungkin itu ditujukan ke Gubernur. Belum ada tembusan, belum ada yang resmi dari gubernuran," ungkapnya.
Karena itu, lanjut Muhaimin, pihaknya masih menunggu arahan dari Gubernur untuk penanganan selanjutnya. "(Soal pemusnahan), kita masih menunggu arahan dari Gubernur lah," jelasnya.
Sebelum ini 16 kabupaten dinyatakan sebagai daerah wabah penyakit demam babi afrika yakni Dairi, Humbang Hasundutan, Deli Serdang, Serdang Bedagai, Karo, Toba Samosir, Tapanuli Utara, Tapanuli Tengah, Tapanuli Selatan, Samosir, Simalungun, Pakpak Bharat, Langkat, Tebing Tinggi, Pematang Siantar dan Medan.
Kepala Balai Veteriner Medan, Agustia mengatakan, 16 kabupaten/kota tersebut merupakan kantong populasi babi di Sumut. Virus hog cholera maupun ASF dapat menyerang dengan cepat.