Login • Lupa Password | Daftar segera dan nikmati pemasangan iklan baris secara gratis! |
Medanbisnisdaily.com-Medan. Sepanjang 2019, Provinsi Sumatra Utara tercatat relatif dapat mengendalikan perkembangan inflasinya, yang diukur dari perkembangan inflasi di 4 kota indikator, yakni Medan, Pematang Siantar, Padang Sidimpuan dan Sibolga.
Memang di sepanjang tahun itu, Badan Pusat Statistik (BPS) mencatatkan perkembangan inflasi Sumut yang berfluktuasi atau pernah berada di level batas maksimum 5%. Batas ideal inflasi adalah 3%. Namun tidak sampai membuat gaduh ekonomi Sumut.
Kepala BPS Sumut, Syech Suhaimi, menyebutkan inflasi Sumut sepanjang 2019, yakni Januari 0,20%, Februari -0,12%, Maret 0,19%, April 1,42%, Mei 2,62%, Juni 4,30%, Juli 5,21%, Agustus 5,40%, September 3,49%, Oktober 3,21%, November 2,53%, Desember 2,33%.
"Meski berfkluktuasi seperti itu, namun secara umum inflasi di Sumut relatif aman atau dapat dikendalikan sehingga tidak terlalu berdampak signifikan terhadap perekonomian Sumut," ujar Syech Suhaimi, Selasa (07/01/2019).
Secara umum komoditas yang memberi andil inflasi maupun deflasi di Sumut adalah ikan gembung, dencis, lele, tongkol, udang kering, ikan teri, cabai merah, cabai rawit, tomat, kangkung, rokok kretek filter, bumbu masak jadi.
Kemudian bawang merah, cumi-cumi, telur ayam ras, cabai hijau, daging ayam ras, lele, semangka, minyak goreng, daging babi, emas perhiasan, jeruk, kopi, udang kering, jengkol dan petai, angkutan antar kota dan angkutan udara.
Kepala Dinas Perindustrian dan Perdagangan Sumut, Zonny Waldi, mengatakan tahun 2020 salah satu fokusnya adalah mengendalikan inflasi bersama Tim Pengendalian Inflasi Daerah (TPID) di Sumut.
Dinasnya sendiri, kata Zonny Waldi, antara lain juga akan terus melakukan pengawasan akan harga-harga komoditas, pengendalian stok atau ketersediaan bahan pokok dan koordinasi bersama Pemkab/Pemko untuk sama-sama memerangi aksi para tengkulak.