Login • Lupa Password | Daftar segera dan nikmati pemasangan iklan baris secara gratis! |
Medanbisnisdaily.com-Medan. Sejumlah seniman teater di Medan, antara lain Agus Susilo dan Roy Julian mencari-cari peradaban masa lalu Kota Medan yang hilang. Kedua seniman ini mengais-ngais jejak sejarah itu dengan menelusuri Kolam Sri Deli, Medan. Pencarian itu mereka kemas dalam sebuah pertunjukan teater berjudul "Ziarah Sejarah Kolam Sri Deli". Pertunjukan ini mereka tampilkan di Kolam Sri Deli, Jalan Sisingamangaraja Medan, Kamis sore (9/1/2020).
Agus Susilo yang mengusung sampah plastik di kepalanya bergumam dan meracau, seperti seorang manusia yang kehilangan akar sejarah dan ingatan akan masa lalunya. Agus mengitari sisi kolam kebanggaan masyarakat Melayu ini. Sesekali ia berteriak "ahoi". Lalu menceracau dan bergumam lagi.
Berbeda dengan Julian. Mengenakan peci, sarung jingga dan sebuah rebana kecil, Julian nyaris tidak bersuara. Ia bergerak teaterikal di sisi kolam untuk kemudian menceburkan diri ke kolam. Sesekali rebana ditabuhnya. Ekspresinya tampak seperti seseorang yang mencari-cari sesuatu.
Dalam pengantarnya Agus Susilo mengatakan, kita berada di tanah yang sesak dengan jejak-jejak peradaban emas masa silam. Jejak yang kini bersenandung ironi, digesek dan digasak beton modernisasi. Terhimpit kemegahan hasrat untuk menjadi metropolis. Lalu jejak-jejak itu kehilangan ruang untuk mengabarkan kisah perjalanan.
"Kota menjadi kotak sempit bagi kaki yang hendak melangkah menuju era keemasan itu. Maka saatnya kita membuka kotak sempit itu untuk menciptakan pintu-pintu baru menelusuri hakekat kita sebagai mahluk yang terpaksa tersesat di antara beton-beton metropolis," kata Agus.