Login • Lupa Password | Daftar segera dan nikmati pemasangan iklan baris secara gratis! |
Medanbisnisdaily.com-Tanah Karo. Tempat penampungan sampah di kawasan wisata Bukit Gundaling sudah lama dalam kondisi sangat memprihatinkan. Penempatan dan daya tahan tempat pembuangan sampah sementara (TPS) yang selama ini ada, secara kasat mata kurang maksimal. Sejumlah pihak menilai hal ini sebagai pertanda minimnya peran Pemerintah daerah (Pemda) Karo dalam memajukan pariwisata.
Sejumlah pelaku wisata yang ditemui medanbisnisdaily.com, Jumat (10/1/2020) di kawasan Gundaling mengaku sangat kecewa dengan kondisi tersebut. Tumpukan sampah yang tidak pada tempatnya, merupakan akumulasi ketidaktersedian tempat sampah. Keharusan wisatawan meletakkan sampah disembarang tempat berhubungan erat dengan minimnya tong sampah.
“Kita juga tidak dapat menyalahkan wisatawan, bermeter- meter mereka tidak menemukan titik pembuangan. Jenuh menenteng, akhirnya mereka membuang saja. Dalam hal ini dibutuhkan singkronisasi dan persamaan pola pikir serta pandangan. Terlebih Gundaling merupakan ikon wisata Karo,” ujar ketua persatuan pedagang asongan, tikar dan juru foto, Karma Surbakti.
Menurut Karma Surbakti didampingi Ketua gundaling kuda tunggang (GKT) Comando Tarigan, ketersedian tempat sampah di kawasan wisata Bukit Gundaling merupakan salah satu hal yang sangat fundamental. Bagimana tidak, wisatawan tentunya memiliki sampah yang ditinggalkan. Baik itu yang dibawa atau di beli disekitar kawasan objek.
“Kalau Pemda Karo ini memang serius mau meningkatkan PAD dari sektor wisata, bangun dan berbenahlah. Kami pelaku wisata di Bukit Gundaling ini, siap bergandengantangan dan perperan serta untuk memajukan. Sedari dulu sudah banyak kami beri masukan, tetapi sudahlah. Apa yang diperbuat pemda dengan yang dibutuhkan banyak yang tidak tepat sasaran,” ujar Karma dan Comando.
Wisatawan asal Medan, Astrid kepada medanbisnisdaily.com mengatakan selain udara sejuk serta biaya transportasi yang murah ke kawasan Berastagi sekitar. Merupakan alasan wisatawan bertamasya. Terkait sarana-prasarana, ibu dua anak ini menilai masih jauh dari kekurangan dibandingkan kawasan wisata Kab/Kota lainnya di Sumut.
“Berwisata ke kawasan Berastagi sekitar dekat dari Medan dan murah. Memang terlihat banyak sampah berserakan. Kiranya pemerintah setempat menaruh perhatian khusus. Kami tiga kali pindah pemodokan karena menghindari pandangan tumpukan sampah. Mau makan nanti kan kurang sreg juga bang,” ujar Astrid tersenyum didampingi suami dan kedua anaknya.
Kadis Pariwisata Munarta Ginting, kepada medanbisnisdaily.com melalui telepon selularnya mengatakan pihaknya akan berkoordinasi lintas Organinasi Perangkat Daerah (OPD) dalam hal menanggulangi ini. Munarta yang baru dilantik beberapa pekan lalu juga berjanji akan melakukan pembenahan secara perlahan dalam memajukan dunia pariwisata Kabupaten Karo.
“Saya tidak muluk-muluk, tetapi ini menjadi atensi saya. Memang saya akui, saya baru menempati posisi Kadis Pariwisata. Walau demikian saya akan berkoordinasi dengan lintas OPD dan pelaku wisata disana. Masalah kebersihan merupakan prioritas di kawasan wisata manapun. Tidak perlu lagi kita perdebatkan. Yang lalu biar berlalu, kedepan mari kita benahi bersama,” ujar Munarta.