Login • Lupa Password | Daftar segera dan nikmati pemasangan iklan baris secara gratis! |
Medanbisnisdaily.com-Teheran. Warga Iran masih menggelar unjuk rasa memprotes pemerintah terkait insiden jatuhnya sebuah pesawat maskapai Ukraina karena ditembak rudal Iran. Muncul seruan agar para pemimpin Iran mengundurkan diri usai terungkap ada penyangkalan selama beberapa hari sebelum Iran akhirnya mengakui kesalahannya.
Seperti dilansir Reuters dan Channel News Asia, Senin (13/1/2020), unjuk rasa pecah sejak Sabtu (11/1) usai militer Iran mengakui tidak sengaja menembak pesawat Ukraine International Airlines yang membawa 176 penumpang dan awak. Unjuk rasa itu berlanjut hingga Minggu (12/1) waktu setempat.
"Mereka berbohong bahwa musuh kita adalah Amerika, musuh kita ada di sini," teriak sekelompok demonstran Iran yang berkumpul di luar sebuah universitas di Teheran, menurut sebuah video yang diposting ke Twitter.
Postingan media sosial menunjukkan para demonstran Iran juga berkumpul di luar sebuah universitas lainnya dan sekelompok demonstran bergerak ke Alun-alun Azadi. Sejumlah video lainnya juga menunjukkan demonstran menggelar aksi di beberapa kota Iran lainnya.
Beberapa media lokal yang terafiliasi pemerintah Iran melaporkan unjuk rasa itu. Aksi protes pada Sabtu (11/1) waktu setempat diwarnai tembakan gas air mata terhadap ribuan demonstran di Teheran. Banyak demonstran meneriakkan 'Matilah diktator' yang ditujukan bagi pemimpin tertinggi Iran, Ayatollah Ali Khamenei.
Dalam unjuk rasa pada Minggu (12/1) waktu setempat, sejumlah warga Teheran menuturkan kepada Reuters bahwa polisi kalah jumlah dari demonstran. Sejumlah demonstran di Alun-alun Azadi bahkan menyerukan kepada personel kepolisian untuk bergabung dengan mereka dalam aksi protes.
Para demonstran Iran terus meluapkan kemarahan pada pemerintah, dengan banyak demonstran, seperti dilaporkan media lokal Iran, masih meneriakkan sejumlah slogan antipemerintah yang salah satunya berbunyi 'Jatuhkan diktator' yang masih merujuk pada Khamenei.
Kemarahan publik Iran memuncak usai pemerintah menyangkal, selama beberapa hari, soal kesalahan pihak militer telah secara tak sengaja menembak jatuh pesawat maskapai Ukraina. Iran tetap menyangkal bahkan setelah negara-negara Barat, seperti Kanada dan Amerika Serikat (AS) menyebut rudal Iran menjatuhkan pesawat itu.
"Minta maaf dan mundur," tulis surat kabar moderat Iran, Etemad, dalam headline-nya pada Minggu (12/1) waktu setempat.
Ulasan surat kabar itu menyebut 'tuntutan rakyat' adalah meminta pihak-pihak yang bertanggung jawab atas kesalahan yang membuat pesawat maskapai Ukraina itu jatuh, mengundurkan diri. Diketahui bahwa sebagian besar korban pesawat jatuh itu merupakan warga Iran dan warga Kanada keturunan Iran.
"Saya hanya bisa mengatakan bahwa penyangkalan dan menutup-nutupi kebenaran selama tiga hari terakhir semakin menambah penderitaan dan rasa sakit keluarga dan saya sebagai warga Iran. Ini membuat saya semakin sedih," ucap Zahra Razeghi yang merupakan warga Teheran, seperti dilansir Associated Press.
Otoritas Iran pada Sabtu (11/1) menyebut ditembak jatuhnya pesawat maskapai Ukraina itu sebagai human error atau kesalahan. "Itu bukan human error. Ini adalah kejahatan terhadap kemanusiaan. Khamenei dan rezimnya harus pergi," ucap putra salah satu shah Iran yang lengser, Reza Pahlavi, dalam komentar via Twitter.(dtc)