Login • Lupa Password | Daftar segera dan nikmati pemasangan iklan baris secara gratis! |
Medanbisnisdaily.com-Jakarta. Dana yang dikelola BP Jamsostek terbilang sangat besar. Badan penyelenggara jaminan sosial tersebut memiliki peserta hingga 650.000 perusahaan di Indonesia dengan total dana kelola Rp 418,72 triliun.
"BPJS Ketenagakerjaan sebagai badan penyelenggara yang mengelola empat program di atas dengan dana sebesar Rp 418,72 triliun tentunya harus mempunyai kredibilitas yang baik, sehingga dapat dipercaya dalam pengelolaannya," kata Menteri Ketenagakerjaan (Menaker) Ida Fauziyah dalam acara SIAPP82, di Hotel Bidakara, Jakarta, Selasa (14/1/2020).
Dengan besarnya dana kelola tersebut, Direktur Pengembangan Investasi BP Jamsostek Amran Nasution memastikan, instansinya ini tak memiliki instrumen investasi di saham gorengan. Investasi saham ini hanya 18% dari keseluruhan investasi BP Jamsostek.
"Saham 18%. Saham kita LQ45. Full LQ45. Jadi kita nggak mau main yang goreng-gorengan," tegas Amran dalam kesempatan yang sama.
Namun, BPJS Ketenagakerjaan sendiri juga punya saham di PT Garuda Indonesia (Persero) Tbk (GIAA). Perusahaan maskapai pelat merah tersebut sempat berstatus LQ45, namun sekarang tidak lagi.
"Kita ada Garuda kecil, terus terang dikit. Karena BUMN kan. Dulu dia LQ45 sekarang udah enggak, keluar. Itu jumlahnya 1,89%," papar Amran.
Ia menegaskan, instrumen saham perusahaannya ini memiliki kepastian return yang jelas, tak seperti saham gorengan yang risiko kerugiannya besar.
"Memang pada saat untung, untung sesaat, tapi pada saat rugi begini," imbuh dia.
Secara rinci, instrumen investasi BP Jamsostek 62% adalah obligasi. Pembagiannya, obligasi tersebut terdiri dari 58% Surat Berharga Negara (SBN), dan 4% obligasi perusahaan BUMN dan swasta.
Sedangkan, 10% nya investasi di deposito. Sehingga 72% investasinya memberikan pendapatan yang tetap atau fixed income.
"72% BPJS Ketenagakerjaan itu fixed income. Nggak terkait dengan gonjang ganjing indeks," urainya.(dtf)