Login • Lupa Password | Daftar segera dan nikmati pemasangan iklan baris secara gratis! |
Medanbisnisdaily.com-Kisaran. Paus biru yang mulai membusuk di wilayah dekat perairan Asahan beberapa ratus meter dari daerah hutan bakau Desa Silau Baru, Kecamatan Silau Laut, Kabupaten Asahan, rencananya akan diawetkan tulang belulangnya untuk kemudian menjadi sarana edukasi di museum.
Mamalia air purba raksasa diperkirakan berusia ratusan tahun, panjang 14 meter dan berat diprediksi mencapai 20 ton ini dikhawatirkan akan menyebarkan virus diseputar kawasan bangkainya. Sebab, daerah paus tersebut mati merupakan jalur nelayan setempat mencari hasil laut.
“Sudah mulai membusuk kondisinya,” kata Bupati Asahan H Surta saat melihat langsung kondisi paus didampingi walikota Tanjungbalai H.M Syahrial, Dandim 0208 Asahan, Letkol Inf Sri M Beruh, dan Kapolres AKBP Faisal F Napitupulu, Selasa (14/1/2020) siang.
Surya mengatakan agar kematian paus ini tak berdampak pada kerusakan lainnya seperti virus yang disebabkan oleh bangkai, pilihan memuseumkannya merupakan cara yang tepat.
“Kita sudah hubungi tim museum. Mereka sedang jalan ke sini untuk observasi. Kita harapkan paus ini kedepan bisa menjadi media edukasi di koleksi museum,” kata Surya melanjutkan.
Sebelumnya, Kepala Desa Silo Baru Ahmad Sofyan melaporkan Rabu (8/1/2020) sore lalu, ikan Paus raksasa nyaris terdampar di pantai Silo Baru sebelum akhirnya berhasil dihalau nelayan kembali ke tengah laut.
Namun kembali lagi pada Jumat (10/1) tapi 5 mil ke arah selatan dari desa Silo Baru dan kembali digiring nelayan ke laut lepas namun karena hari menjelang malam nelayan bermaksud melanjutkan keesokan harinya dan malah menemukan paus ini mati pada Sabtu (11/1/2020).