Login • Lupa Password | Daftar segera dan nikmati pemasangan iklan baris secara gratis! |
Medanbisnisdaily.com-Taput. Ditemukan pertama kali pada bulan Oktober-2019, virus diduga hog cholera menyerang ternak babi di Sumut. Belakangan diketahui virus yang telah mematikan ribuan ternak babi jenis African Swine Fever (ASF) telah mewabah di 18 kabupaten/kota di Sumatera Utara (Sumut). Hingga memasuki tahun 2020, belum juga ditemukan obat dan solusi yang tepat untuk menghentikan penyebaran virus ASF.
Menyikapi hal itu, Pimpinan HKBP (Huria Kristen Batak Protestan) yang diwakili Kepala Departemen Koinonia HKBP, Pdt Martonga Sitinjak meminta agar pemerintah hadir dalam mencari solusi dan penanganan penyebaran virus agar kerugian masyarakat secara ekonomi dapat segera teratasi.
"Pemerintah harus hadir dan memikirkan kelanjutan perekonomian masyarakat. Karena kalau tidak, bagaimana kelanjutan ekonomi, pendidikan anak-anak, dan perputaran ekonomi lainnya, harus ada kepastian dari pemerintah," kata Pdt Martonga Sitinjak, di sela pesta perayaan Jubileum 125 Tahun HKBP Pamansuran, di Kecamatan Pagaran, Kabupaten Tapanuli Utara, Sumatra Utara, Minggu (19/1/2020).
BACA JUGA: Gubernur Edy Rahmayadi Bantah akan Musnahkan Babi di Sumut
Kalaupun upaya pemerintah melokalisir penyebaran virus ASF tidak membuahkan hasil dan terpaksa harus mengambil keputusan yang pahit dengan cara memutus rantai kehidupan ternak babi, hendaknya pemerintah memberikan semacam ganti rugi yang sewajarnya.
Pdt Martonga Sihite berpendapat agar jangan menggunakan terminologi 'pemusnahan', karena akan menambah beban psikologi masyarakat. Di samping kerugian ekonomi, akan semakin meresahkan.
"Jangan menggunakan terminologi itu, akan sangat meresahkan masyarakat. Tetapi pemerintah dan warga juga perlu ada keberanian dan menerima apabila harus diputus mata rantainya. Satu generasi mungkin hanya beberapa bulan. Selanjutnya bisa dimulai lagi dari awal dan jangan terlalu dibesarkan-besarkan," urainya.
Pihak Gereja HKBP, kata Pdt Martonga Sitinjak, tentu mendoakan agar kiranya persoalan itu dapat segera teratasi. Sharing informasi melalui pelayanan gerrja, dan shermon agar tercapai pemahaman yang clear dengan memberikan informasi yang tepat dan jelas, tidak membingungkan.
"Pemerintah yang baik, berpikir dalam kerangka memutar perekonomian masyarakat dan hadir menghidupkan ekonomi rakyat. Pemerintah agar mencari solusi atas persoalan rakyat,karena ternak babi menyangkut perputaran ekonomi,pendidikan dan berkaitan dengan kebutuhan masyarakat," imbuhnya.