Login • Lupa Password | Daftar segera dan nikmati pemasangan iklan baris secara gratis! |
Medanbisnisdaily.com-Wellington. Pemerintah Selandia Baru akan mencarter sebuah pesawat untuk menerbangkan warganya yang ingin meninggalkan Wuhan, pusat wabah virus corona di Cina.
Pesawat tersebut berkapasitas sekitar 300 penumpang dan akan terbang dari Wuhan menuju Selandia Baru," kata Menteri Luar Negeri (Menlu) Selandia Baru Winston Peters dalam sebuah statemen seperti dilansir kantor berita Reuters, Kamis (30/1/2020).
"Kami senang bisa menawarkan bantuan ini untuk warga Selandia Baru di tengah situasi menantang," ujar Peters.
"Selandia Baru akan menawarkan kursi tambahan untuk warga Pulau Pasifik dan warga Australia sebagai prioritas," katanya, seraya menambahkan bahwa pemerintah sedang berupaya agar pesawat tersebut berangkat sesegera mungkin.
Disebutkan bahwa tim konsuler akan bekerja sama dengan pejabat-pejabat kesehatan untuk memastikan risiko penyebaran coronavirus ke Selandia Baru ditangani dengan cermat selama proses evakuasi.
Otoritas kesehatan Cina mengumumkan bahwa sejauh ini, jumlah korban jiwa akibat wabah ini mencapai 170 orang. Otoritas kesehatan Cina juga mengumumkan saat ini total 7.711 kasus virus corona ada di wilayah Cina. Jumlah itu belum termasuk 10 kasus virus corona di Hong Kong, tujuh kasus di Macau dan delapan kasus di Taiwan.
Dari jumlah tersebut, sebanyak 4.586 kasus terkonfirmasi di wilayah Provinsi Hubei, yang menjadi pusat wabah virus corona. Untuk korban tewas, dari 170 orang, sebanyak 162 orang di antaranya meninggal akibat virus corona di Provinsi Hubei.
Virus corona ini diyakini berasal dari sebuah pasar hewan di kota Wuhan, ibu kota Provinsi Hubei, di mana hewan-hewan eksotik dan daging hewan liar diperdagangkan secara ilegal. Pasar hewan itu telah ditutup dan penyelidikan telah dilakukan otoritas setempat.
Muncul sejak Desember 2019, virus yang memicu gangguan pernapasan ini telah menyebar luas ke sebanyak 31 provinsi, wilayah otonomi dan kotapraja di Cina. Virus ini juga diketahui telah menyebar hingga ke sedikitnya 16 negara, termasuk Amerika Serikat.