Login • Lupa Password | Daftar segera dan nikmati pemasangan iklan baris secara gratis! |
Medanbisnisdaily.com-Medan. Rektor Universitas Sumatra Utara (USU) Runtung Sitepu mengaku siap menerjemahkan konsep Kampus Merdeka yang dipaparkan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan (Mendikbud) Dikti Nadiem Makariem kepada sejumlah rektor beberapa hari lalu. Salah satu poin dari Kampus Merdeka yang akan disikapi secepatnya adalah tentang program kuliah di luar kampus untuk 2-3 semester.
Runtung mengatakan, formatnya akan segera dibuat termasuk menjajaki kerjasama dengan berbagai pihak. Hal itu dikatakan rektor kepada wartawan di rumah dinasnya, Jalan Dr Mansyur Medan, Jumat (31/1/2020).
"Secepatnya kami akan menjajaki peluang kerjasama dengan KIM maupun perusahaan lain. Itu adalah gagasan yang bagus, dengan demikian mahasiswa tidak gagap mengaplikasikan keterampilannya setelah keluar kampus," kata Runtung.
Dia menjelaskan, konsep kuliah di luar kampus itu, mirip dengan magang, namun sasarannya lebih luas. Karena kuliah di luar itu bisa juga untuk bekerja. Misalnya seorang mahasiswa hukum bisa kuliah atau kerja di kantor pengacara ataupun tempat lain. Meski begitu, tempat kuliah di luar itu tidak mesti linier dengan program studinya. Juga tidak semua program studi bisa mengikuti program kuliah luar itu. Secara khusus, mahasiswa di bidang kesehatan, tidak boleh. Hal itu karena program studi mereka berkaitan langsung dengan nyawa manusia. Lagipula mereka juga sudah punya program khusus, yakni "magang" di rumah sakit.
"Inti program itu supaya mahasiswa itu tidak gamang menghadapi dunia luar nantinya. Mahasiswa bisa memilih sendiri dimana dia akan kuliah diluar. Pihak kampus akan segera membuatkan suratnya," kata Runtung
Menurut Runtung, idealnya mahasiswa yang akan kuliah di luar itu, adalah mahasiswa semester 6-7. Dengan alasan mereka telah memperoleh pengetahuan dan pengalaman sebagai mahasiswa.
Terkait program studi baru yakni program studi kelapa sawit yang akan digagas di USU, disebut Runtung, sangat potensial untuk dibuka di USU. Hal itu mengingat luasnya perkebunan sawit di Sumatra Utara. Begitu juga dengan tenaga ahli, menurut Runtung, cukup banyak tersedia di daerah ini.
"Untuk semua itu, akan segera kita siapkan formatnya. Memang tidak bisa seketika, tapi dalam waktu dekat sudah mulai tahap penjajakan ke berbagai stakeholder holder," ujarnya.