Login • Lupa Password | Daftar segera dan nikmati pemasangan iklan baris secara gratis! |
Medanbisnisdaily.com - Medan. Ekspor Sumatra Utara (Sumut) sepanjang tahun 2019 mencatatkan kinerja buruk. Bahkan ini menjadi yang terburuk dalam 4 tahun belakangan. Berdasarkan data Badan Pusat Statistik (BPS) Sumut, ekspor Sumut sepanjang tahun 2019 terpangkas hingga US$ 1,106 miliar atau 12,59% menjadi US$ 7,678 miliar dari 2018 senilai US$ 8,784 miliar.
Jika merujuk pada data BPS, Sumut masih mampu merealisasikan ekspor senilai US$ 9,225 miliar di tahun 2017 dan di tahun 2016 senilai US$ 7,770 miliar. Meski kurang menggembirakan di tahun 2015 dimana ekspor Sumut hanya US$ 7,752 miliar, tapi tahun-tahun sebelumnya sangat bagus. Di tahun 2014 realisasinya mencapai US$ 9,361 miliar, lalu tahun 2013 senilai US$ 9,598 miliar dan tahun 2012 senilai US$ 10,393 miliar.
Penurunan ekspor Sumut tahun 2019 memang masih dipicu melempemnya sektor industri. Bahkan ekspornya jeblok hingga US$ 1,101 miliar atau 13,63% menjadi US$ 6,980 miliar. Selain itu, ekspor sektor pertanian juga turun 0,69% menjadi US$ 697,739 juta.
Menurut pengamat ekonomi Sumut, Wahyu Ario Paratomo, kinerja ekspor Sumut memang tidak bisa dilepaskan dari kondisi perekonomian Cina. "Karena Cina memiliki peran hingga 30% lebih dari total ekspor kita (Sumut-red). Itu membuat produk-produk yang dihasilkan Sumut tidak mendapatkan pasar. Makanya penurunan ekspor bisa lebih dari US$ 1 miliar sepanjang tahun lalu," katanya, Senin (3/2/2020).
Wahyu mengatakan, penurunan ekspor ini harus menjadi perhatian pemerintah. Apalagi mengingat saat ini perekonomian global belum begitu menjanjikan. Jika tidak, sektor industri Sumut yang banyak menghasilkan produk bahan baku, akan terpuruk. Itu artinya, perekonomian Sumut juga akan 'terancam'. Karena tidak bisa dipungkiri, Sumut masih berharap banyak dari ekspor untuk menopang pertumbuhan ekonominya.