Login • Lupa Password | Daftar segera dan nikmati pemasangan iklan baris secara gratis! |
Medanbisnisdaily.com-Gunungsitoli. Kepala Dinas Pertanian dan Ketahanan Pangan Kota Gunungsitoli, Oimolala Telaumbanua menyatakan, daerahnya siap sebagai lokasi restocking ternak babi Sumatera Utara jika virus african swine fever (ASF) atau demam babi afrika yang menyerang ternak babi hingga mematikan di sejumlah wilayah di Sumatera Utara telah pulih.
"Kita sudah siap bila Kementerian Pertanian dan Dinas Ketahanan Pangan Propinsi Sumatera Utara menghendaki daerah Gunungsitoli di kepulauan Nias sebagai lokasi pembibitan ternak babi," ujar Oimolala Telaumbanua kepada medanbisnisdaily.com, kemarin.
Menurut Oimolala, hingga saat ini wilayah Kota Gunungsitoli khususnya dan kepulauan Nias pada umumnya aman dan steril dari virus ASF.
Oimolala memberitahu kalau ia sudah melaporkan langsung, wilayah Kota Gunungsitoli dan kepulauan Nias steril terhadap virus babi kepada Sekretaris Dinas Ketahanan Pangan Propjnsi Sumut dan pihak Kementan di Jakarta tanggal 29 Januari 2020 lalu.
Pada kesempatan itu, kata Oimolala, dirinya mengusulkan daerah Gunungsitoli strategis sebagai lokasi pembiakan ternak babi di Sumatera Utara ke depan bila ada program restoking dilakukan Kementan bersama Dinas Peternakan Propinsi Sumut setelah pulih kembali dari serangan wabah penyakit virus ASF di sebahagian wilayah di Sumut.
Kesiapan Kota Gunungsitoli sebagai lokasi pembibitan ternak babi di Sumut menurut Oimolala sangat memungkinkan.
Sebab di daerah Gunungsitoli memiliki lokasi berupa lahan milik Dirjen Peternakan, Kementerian Pertanian RI seluas 46 ha di desa Afia Kecamatan Gunungsitoli. Tersedia kandang sebanyak 4 unit terdiri dari 20 kandang setiap 1 unit.
"Ditinjau dari lokasi diyakini cocok dan strategis untuk kegiatan pengembangan bibit babi Sumatera Utara. Sebab memudahkan akses ke daratan Sumatera relatif dekat dengan pelabuhan penyeberangan laut. Selain itu, Kota Gunungsitoli berada di tengah antar kabupaten Nias Selatan, Nias, Nias Barat dan Nias Utara," tutur dia.
Oimolala mengatakan, pihaknya terus berupaya meningkatkan kewaspadaan terhadap bahaya virus ASF agar tidak mewabah di daerahnya. Upayanya dengan mengefektifkan pengawasan babi hidup dan dagingnya melalui pintu pelabuhan dan kordinasi aktif dengan seluruh stakeholder terkait.
Ia mengemukakan, tim Belivet dari Dinas Ketahanan Pangan Sumut sudah melakukan survey untuk memastikan daerah Kota Gunungsitoli dan kepulauan Nias dan ternyata virus babi ASF aman. Mereka juga melakukan sosialisasi yang di pusatkan di Dinas Ketahanan Pangan Kota Gunungsitoli guna mengantisipasi virus mematikan itu.