Login • Lupa Password | Daftar segera dan nikmati pemasangan iklan baris secara gratis! |
Medanbisnisdaily.com-Medan. Pakar pertanian Jainal Pangaribuan mengajak mahasiswa terutama kader Gerakan Mahasiswa Kristen Indonesia (GMKI) Medan agar membudidayakan tanaman "bagot" (aren). Menurut alumni IPB ini, pohon aren merupakan pohon yang tidak hanya potensial dari sisi ekonomi, tetapi juga bermanfaat secara ekologis.
Demikian dikatakan Jainal Pangaribuan saat mempresentasikan manfaat aren kepada kader GMKI Medan di Sekretariat GMKI Medan, Jalan Iskandar Muda, Medan, Jumat (7/2/2020).
"Secara ekonomi, pohon aren itu multimanfaat. Resiko gagal juga kecil. Misalnya, kalau tidak dijadikan tuak, bisa dijadikan gula merah. Atau kalau tidak berair bisa jadi sagu," jelas Jainal.
Menurut Jainal, dibandingkan jagung atau ubi, aren tidak akan jatuh ke kartel, sehingga petaninya tidak dirugikan. Sedangkan dari sisi ekologis, pohon aren, sambung Jainal, terbukti baik karena menghasilkan sumber-sumber air.
"Kalau ada pohon aren, dipastikan banyak sumber air di sekitar itu. Karena pohon ini ramah dengan ekosistem di sekitarnya," ujarnya.
Dalam konteks budaya Batak, aren juga memiliki sisi historis dan nilai. Rumah tradisi Batak menggunakan ijuk, dan kabarnya akar aren dulunya digunakan untuk senar kecapi (hasapi-red).
"Karena multimanfaat itulah sekarang saya menargetkan menanam 10 juta pohon aren di Tanah Batak. Caranya sederhana, dengan mengetapel bijinya ke lembah-lembah di sekitar Danau Toba," jelasnya.