Login • Lupa Password | Daftar segera dan nikmati pemasangan iklan baris secara gratis! |
Medanbisnisdaily.com - Medan. Rencana aksi tolak hari kedaulatan babi pada Jumat (14/2/2020) ternyata masih belum dipastikan. Salah seorang anggota koalisi, Amirsyam mengatakan rencana aksi itu masih dalam pembahasan.
"Untuk aksi Jumat belum disepakati apakah ada aksi atau belum. Tapi hari ini ada rapat. Nanti sore kita konfrensi pers bersama," kata Amirsyam.
Menurut mantan Sekretaris PD Parmusi ini menilai, wacana yang berkembang dalam aksi save babi 10 Februari lalu itu banyak yang dipelintir. Tidak ada rencana Gubernur untuk memusnahkan semua babi di Sumut. Karenanya, ia menilai aksi itu sebagai manuver politik.
"Yang disampaikan pada 10 Februari itu tidak benar. Siapapun bilang 10 Februari hari kedaulatan babi itu sudah gila. Saya sudah tanya teman-teman Nasrani. Jadi ini sekelompok orang yang punya agenda politik kita gak tahu arahnya kemana, punya maksud dan tujuan yg gak jelas apakah dia mau menggoyang Pak Gubernur atau dia mau menciptakan situasi Sumut yang tidak kondusif," ungkapnya.
Ia menegaskan, bahwa koalisi mereka justru cenderung sebagai kelompok penyeimbang. Ada kelompok-kelompok Islam yang bereaksi lebih keras menyikapi aksi save babi.
Namun mereka cenderung menjadi penyeimbang. Ia menyebut beberapa tokoh koalisi diantaranya Eka Putra, mantan Ketua Pemuda Muhammadiyah Medan, Wasekjen PP Pemuda Muslim Indonesia Muslim Kamal, Ketua BKM Raudhatul Islam Asmui dan beberapa jamaah masjid lainnya.
"Ada kelompok islam yang sangat suka ini dimainkan di permukaan, menimbulkan suasana gaduh. Tapi kan Islam mengajarkan ketika kita difitnah pertama Tabayyun, lalu klarifikasi," jelasnya.
Amirsyam bersama beberapa tokoh lain telah bertemu dengan Gubsu Edy Rahmayadi kemarin. Mereka menyatakan mendukung Gubernur dalam menangani persoalan virus babi di Sumut.