Login • Lupa Password | Daftar segera dan nikmati pemasangan iklan baris secara gratis! |
Medanbisnisdaily.com - Medan. Permintaan rumah baik tapak maupun kondominium yang menurun, membuat kredit sektor konstruksi rawan macet. Perkiraan ini juga merujuk pada kinerja tahun 2019 dimana sektor konstruksi menjadi penyumbang tertinggi untuk kredit macet atau non performing loan (NPL) perbankan Sumatra Utara (Sumut) yang sebesar 2,76%.
Kepala Perwakilan Bank Indonesia (BI) Sumut, Wiwiek Sisto Widayat, mengatakan, meski BI sudah melonggarkan tarif Loan to Value (LTV), tapi permintaan rumah memang masih lesu. "Itu bisa terlihat pada penurunan permintaan kredit multiguna dan KPR khususnya pada kepemilikan rumah tipe 22 sampai dengan tipe 70," katanya, Senin (17/2/2020).
Karena itu, kata Wiwiek, pihaknya akan merelaksasi kebijakan makro prudensial berupa pelonggaran LTV lagi. Tentu hal ini diharapkan bisa mulai mendorong sektor properti pada tahun 2020.
Dikatakan Wiwiek, memang kondisi ekonomi tidak cukup bagus di tahun 2019 hingga konsumsi masyarakat terdampak. Kalau dilihat di Sumut, konsumsi masyarakat juga turun. Artinya memang kemampuan masyarakat untuk membeli barang-barang tahan lama turun.
"Mereka menahan membeli rumah atau pun barang-barang tahan lama sehingga NPL-nya naik. Nah, ini juga kemungkinan masih akan berlanjut tahun ini mengingat di awal tahun ini saja sudah ada virus Corona yang berpotensi mengancam pertumbuhan ekonomi. Tapi begitupun, sektor konstruksi diharapkan bisa bergairah lagi sehingga NPL-nya bisa diredam," kata Wiwiek.