Login • Lupa Password | Daftar segera dan nikmati pemasangan iklan baris secara gratis! |
Medanbisnisdaily.com - Jakarta - Komisi IX DPR RI menyoroti pemeriksaan di bandara untuk mencegah penyebaran virus Corona menyusul 2 warga terkonfirmasi positif virus itu. Menurut dia, pemeriksaan di bandara masih belum sempurna.
"Sebenarnya kita sudah melakukan sidak ke Soetta yang saya omelin itu soal sanitizer yang soal cuci tangan, itu kan tidak terlalu banyak, padahal itu yang sangat basic. Terus juga soal pencegahan di mana sosialisasi juga nggak ada, KKP (Kantor Kesehatan Pelabuhan) juga kadang-kadang nggak orang, kadang-kadang ada, dan juga tidak ada petunjuk ke KKP itu ke mana," kata Wakil Ketua Komisi IX Nihayatul Wafiroh kepada wartawan, Senin (2/3/2020).
Nihayatul juga mengkritik alat pemindai suhu tubuh di bandara. Menurutnya, pencegahan di bandara jangan hanya ketika ada kasus yang mengancam kesehatan.
"Thermal scanner itu sebenarnya lama ada di situ, tapi apakah itu difungsikan dengan baik apa tidak, petugasnya seperti apa, itu sebenarnya yang saya kritik soal tugasnya seperti apa. Nah jadi sebenarnya jangan sampai semuanya itu disikapi secara reaktif, dalam arti ketika ada masalah baru bergerak. Harusnya sudah dari jauh-jauh hari sudah prepare," ujarnya.
Soal 2 WNI ini, Nihayatul mengatakan pemerintah tak kebobolan. Dia mengatakan sudah lama melakukan deteksi.
"Kalau kebobolan nggak sih, sudah ke-detect sebenarnya, saya sudah membaca dari lama, cuma akhirnya finally pemerintah memberikan datanya ya karena saya selama ini takutnya pemerintah menutupi dengan berbagai alasan sehingga data riilnya tidak diungkapkan," ucapnya.
Alasan Nihayatul mendeteksi sejak dulu beralasan cukup sederhana. Dia menyinggung kualitas pemeriksaan bandara yang disebut belum sempurna.
"Ya simpel saja, seluruh negara sudah kena, kita kena. Ya kita semua tahu kan kualitas thermal scanner yang di bandara kita seperti apa kualitasnya," sebut Nihayatul.
"Saya tidak mengatakan tidak perfect, tapi belum perfect, jadi dengan itu saja kita sudah takutnya ada kebobolan gitu. Nah apalagi semua kena, kayaknya kok nggak mungkin kita menjadi steril," imbuhnya.
Sebelumnya, pemerintah menyatakan 2 WNI yang tinggal di Depok, Jawa Barat, positif virus Corona. Mereka terdeteksi kemarin, 1 Maret 2020.
"Sudah terdeteksi 1 Maret kita lakukan pemeriksaan. Jadi begitu dengar berita, langsung telusuri dan pemisahan, dan ini kontak langsung ini kan closed contact, sama seperti warga Wuhan, Dream Land," ujar Menkes Terawan Agus Putranto di Kompleks Istana Kepresidenan, Jakarta Pusat, Senin (2/3).dtc