Login • Lupa Password | Daftar segera dan nikmati pemasangan iklan baris secara gratis! |
Medanbisnisdaily.com-Medan. Kaum buruh selalu menjadi kelompok yang tertindas di negeri ini. Kehidupan mereka selalu tertekan oleh pengusaha yang berkolaborasi dengan penguasa. Karena itu, untuk meningkatkan bargaining buruh, dirasa perlu membentuk kembali partai buruh.
"Jumlah buruh mendominasi, tapi mereka tidak punya daya tawar. Itulah pentingnya ada partai buruh," kata Bill Clinton dari Critical Legal Studies saat menjadi pemateri diskusi terpumpun yang digelar di Pendopo USU, Jalan Dr. Mansyur Medan, Selasa (3/3/2020). Diskusi dengan tema "Omnibus Law dan Hajat Hidup Orang Banyak" digelar Gerakan Mahasiswa Nasional Indonesia (GMNI) Komisaris Fakultas Hukum USU.
Di jalur politik, tambah Clinton, partai ini bisa menyuarakan aspirasi buruh. Meski tidak menjamin, tapi setidaknya bisa jadi posisi tawar, karena jumlah buruh yang banyak.
"Dari jumlahnya, harusnya partai buruh di Indonesia bisa menjadi partai paling kuat dan besar. Jadi ada bargaining, termasuk ketika menolak wacana omnibus law RUU Cipta Kerja ini," kata Clinton.
Diskusi yang diikuti kurang lebih 50 mahasiswa ini didukung oleh sejumlah lembaga. Di antaranya LBH Medan, Bakumsu, KSPPM, Aman Tano Batak, Walhi Sumut dan sebagainya.