Login • Lupa Password | Daftar segera dan nikmati pemasangan iklan baris secara gratis! |
Medanbisnisdaily.com-Gunungsitoli. Kota Gunungsitoli mengalami deflasi sebesar 0,73 persen pada Pebruari 2020 akibatnya terjadi penurunan indeks harga konsumen (IHK) dari 103,74 pada Januari lalu menjadi 102,98 pada Februari 2020.
Kepala Badan Pusat Statistik ( BPS) Kota Gunungsitoli, Sabar Harianja merilis, deflasi terjadi di Kota Gunungsitoli karena adanya penurunan harga yang ditunjukan oleh kelompok makanan, minuman dan tembakau sebesar 1,58 persen, kelompok transportasi sebesar 1,54 persen dan kelompok perumahan, air, listrik dana bahan bakar rumah tangga sebesar 0,38 persen.
"Komoditas utama penyumbang deflasi di Kota Gunungsitoli selama Pebruari berdasarkan andil antara lain, ayam hidup -0,1435, bawang merah -0,1237, angkutan udara -0,1163, ikan kakap merah -0,0914, cabai rawit -0,0774, dan telur ayam ras -0,0672," sebut Sabar, Rabu (4/3/2029).
Sedangkan kelompok yang mengalami inflasi dikatakan Sabar Harianja, yakni kelompok rekreasi, olahraga dan budaya sebesar 1,65 persen, kelompok penyedia makanan, minuman (restoran) sebesar 1, 23 persen, kelompok perawatan pribadi dan jasa lainnya sebesar 0,39 persen, kelompok perlengkapan, peralatan dan pemeluharaan rutin rumah tangga sebesar 0,26 persen dan kelompok pakaian dan alas kaki sebesar 0,03 persen.
Dia menjelaskan, dari 5 kota inflasi di Propinsi Sumatera Utara, ada 3 kota yang mengalami inflasi, 2 kota deflasi.
Inflasi terjadi di Kota Sibolga sebesar 0,69 persen sedangkan deflasi terjadi di Kota Gunungsitoli sebesar 0,73 persen.