Login • Lupa Password | Daftar segera dan nikmati pemasangan iklan baris secara gratis! |
Medanbisnisdaily.com-Medan. Belakangan ini, stok Antiretroviral (ARV) yang ada di beberapa pusat kesehatan di Kota Medan dikabarkan mulai menipis. Karenanya, sejumlah aktivis sosial HIV/AIDS dari berbagai komunitas di kota Medan pun sudah bergerak dan mendatangi kantor Komisi Penanggulangan AIDS (KPA) Sumatra Utara (Sumut), Sabtu (7/3/2020) kemarin.
Adapun komunitas tersebut, terdiri dari Jaringan Indonesia Positif (JIP), Medan Plus, KDS Wilayah I, P3M, ACS IAC, dan Yayasan Fajar Sejahtera Indonesia (YAFSI). Disana, mereka berdiskusi dengan KPA, yang juga diikuti oleh Dinas Kesehatan dan Dinas Perdagangan terkait stok ARV tersebut.
Koordinator JIP, Samara Yudha Afrianto menuturkan ARV atau antiretroviral adalah pengobatan untuk perawatan infeksi oleh retrovirus, terutama HIV. Beberapa waktu lalu, telah terjadi kosongan stok ARV pada jenis tertentu di Medan, yaitu Tenovofir, Dufiral dan Evapirenz.
Ia mengatakan, dua obat setelah dikoordinasikan, ternyata sudah diterima oleh Dinkes Sumut dan kini sudah tersedia di gudang. "Stok sudah ada kecuali Evapirenz belum sampai di Sumut," ungkapnya kepada wartawan, Minggu (8/3/2020).
Ia menjelaskan, karenanya saat ini, stok obat untuk Sumut, akan aman sampai dengan 3 bulan kedepan. Untuk itu, agar tidak terjadi lagi kekosongan, telah disepakati Standar Operasional Prosedur (SOP) untuk pengusulan obat.
"SOP yang ditetapkan, usulan dibuat per 3 bulan, dan laporan diterima setiap bulan dari layanan," jelasnya.
Ia menerangkan, permasalahan kekosongan obat ARV ini sering terjadi lantaran layanan tidak tepat waktu dalam mengirimkan laporan. Akibatnya, pengamprahan obat menjadi terdampak, sehingga terjadi kekosongan obat di layanan.
Selain itu, sambung dia, tidak ada anggaran pengiriman obat ke daerah dan sebaliknya. Kemudian, tidak adanya anggaran dari daerah untuk menjemput obat ke gudang farmasi Dinkes Sumut yang ada di Kota Medan.
"Karenanya, akan di bentuk sebuah unit informasi yang terpusat untuk Program HIV, yakni Dinkes Sumut, KPA Sumut dan Civil Society Organization (CSO) atau aktivis sosial. Kita sendiri siap mendukung dan berkoodinasi dalam pengadaan ARV ini," pungkasnya.