Login • Lupa Password | Daftar segera dan nikmati pemasangan iklan baris secara gratis! |
Medanbisnisdaily.com-Silangit. Pesawat carter Citilink yang ditumpangi Raja Belanda, Willem Alexander dan rombongan, tiba di Bandara Internasional Silangit Kamis (12/3/2020) sekira pukul 09.30 WIB. Pengamanan super ketat di dalam dan luar Bandara dari personil Kepolisian dan Korem 023/KS Sibolga, membuat warga yang berusaha mengambil gambar terpaksa kecewa. Beberapa wartawan lokal yang mencoba mendekat juga tidak berhasil dan hanya bisa mengambil gambar di luar pintu keluar penerbangan internasional. Raja Belanda dan rombongan langsung menuju Balige, Kabupaten Toba.
Bupati Tapanuli Utara, Nikson Nababan, yang hadir dalam penyambutan di Bandara Internasional Silangit mengungkapkan kekesalannya kepada medanbisnisdaily.com. Bupati kesal karena dalam kunjungan ke Danau Toba, wilayah Taput tidak masuk dalam agenda yang dikunjungi Raja Belanda.
Informasi didapat, dalam kunjungan ke Danau Toba, Raja Belanda akan mengunjungi beberapa tempat di Kabupaten Toba dan Samosir. Taput tidak kebagian.
"Kita hanya menyambut kedatangan Raja Belanda di bandara. Soal manfaat kedatangan ke Danau Toba, pak Luhut Panjaitan yang tahu persis," kata Nikson.
BACA JUGA: Bupati Taput Berikan Ulos kepada Raja dan Ratu Belanda
Sebenarnya, kata Bupati Nikson, jauh-jauh hari sebelum kedatangan Raja Belanda ke Danau Toba, dia telah berusaha melobi agar Taput masuk dalam agenda yang dikunjungi. Namun entah sebab apa, Taput luput dari kunjungan Raja Belanda dan hanya kebagian penyambutan di Bandara Silangit.
"Waktu kedatangan Dubes Belanda ke Silangit, sebenarnya saya sudah berusaha melobi agar Taput juga masuk dalam agenda yang dikunjungi, namun inilah kenyataan," lanjutnya.
Terkait manfaat kunjungan Raja Belanda, Buati Nikson lagi-lagi kesal karena tidak ada kesempatan berbicara. Acara penyambutan di bandara terbilang cepat dan langsung menuju kabupaten Toba. Sekiranya ada waktu untuk berbicara, Nikson sebenarnya ingin memperkenalkan beberapa objek wisata andalan Taput, seperti Salib Kasih, Monumen Nomensen dan Musson Leiman, sekaligus ingin menyampaikan kepada Raja Belanda agar memberikan perhatian dalam pemugaran dan pembangunannya.
"Tetapi semua tidak kesampaian, Raja Belanda menginjakkan kaki di Taput hanya hitungan menit," pungkasnya.