Login • Lupa Password | Daftar segera dan nikmati pemasangan iklan baris secara gratis! |
Medanbisnisdaily.com - Jakarta - Pemerintah Indonesia memahami cara lockdown dan meliburkan sekolah untuk mencegah penyebaran virus Corona sudah dilakukan sejumlah negara. Namun, pemerintah Indonesia sendiri belum berencana melakukan penguncian suatu kawasan seperti itu.
"Kita masih belum punya opsi untuk kemudian mengambil suatu tempat kita lockdown, belum mengambil opsi itu, bahkan meliburkan sekolah pun belum juga opsinya," kata juru bicara pemerintah untuk penanganan Corona, Achmad Yurianto, di Istana Kepresidenan, Kamis (12/3/2020).
Indonesia mengamati Denmark dan bebarapa wilayah di Amerika Serikat (AS) sudah melakukan lockdown kawasannya. Lockdown dilakukan supaya virus tak menyebar ke mana-mana. Namun cara itu ada risikonya, seperti yang dialami kapal pesiar Diamond Princess.
"Meski konsekuensinya dengan lockdown bisa saja kasus di situ naik dengan cepat. Pengalaman kapal Diamond Princess begitu lockdown, naik dengan cepat jumlahnya karena nggak bisa ke mana-mana. Yang sakit dan nggak sakit campur jadi satu," tutur Yuri.
Indonesia tidak memilih lockdown atau meliburkan sekolah, melainkan memilih melakukan pelacakan penularan virus untuk mencegah COVID-19 menyebar lebih luas. Contact tracing seperti itu bakal dilakukan dengan lebih keras. Selain itu, ada opsi yang tengah dimatangkan untuk mencegah masuknya virus dari luar negeri, yakni peninjauan status bebas visa dari negara-negara tertentu yang hendak ke Indonesia.
"Seperti yang kita dengar, beberapa negara meninjau ulang bebas visa. Kami sudah koordinasi dalam waktu dekat akan ada rapat di tingkat menteri, Kemenko PMK, untuk koordinasi bagaimana status bebas visa dan sebagainya untuk membatasi pergerakan orang. Ini karena faktor pembawa penyakit ini manusianya," kata Yuri.dtc