Login • Lupa Password | Daftar segera dan nikmati pemasangan iklan baris secara gratis! |
Salam siku, apa pula itu. Kerennya disebut elbow bump greeting. Tren salam siku muncul usai sejumlah pejabat tinggi dunia menyoroti potensi penularan virus COVID-19 melalui jabat tangan. Telapak tangan dua orang kontak fisik secara langsung.
"Ya saya pikir itu cara bagus karena intinya kita sama-sama tidak tahu kalau memasuki area. Kalau salaman ada risiko, tapi kalau dengan cara-cara begini nggak ada yang tersinggung walaupun agak lucu-lucuan, tapi itu bagus," ujar Moeldoko, di Kompleks Istana Kepresidenan, Jakarta Pusat, Kamis (12/3/2020).
Salam siku mulai populer ketika Ketua Umum Ikatan Ahli Ekonomi Islam (IAEI), Sri Mulyani Indrawati menerapkannya dengan Ketua Dewan Pertimbangan IAEI, Jusuf Kalla (JK) saat menemui Wakil Presiden Ma'ruf Amin, Kamis (12 Maret).
Setiba di Kantor Wapres, Jalan Medan Merdeka Utara, Jakarta Pusat, Kamis (12/3) lalu, JK dan Sri Mulyani bersalaman dengan sikut saling diadu.
Salam siku juga dilakukan Menteri BUMN Erick Thohir dan Kepala BNPB Doni Monardo. Mereka melakukan salam siku setelah meninjau proses penyemprotan cairan disinfektan di Stasiun Gambir. Salam itu dilakukan sebelum keduanya masuk ke mobil masing-masing.
Eh, ternyata, pimpinan Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) tak menganjurkan salam siku. Direktur Jenderal WHO, Tedros Adhanom Ghebreyesus berkomentar melakui akun Twitter-nya:
"Ketika memberi salam ke orang-orang, sebaiknya hindari salam siku karena salam tersebut berada pada jarak 1 meter dengan orang lain. Saya memilih untuk meletakkan tangan saya di hati saya ketika saya memberi salam ke orang lain, belakangan ini," kata Tedros. "Tidak jabat tangan, tidak ciuman, bahkan tidak salam siku," katanya.
Saya baca di website, Perancis juga melarang warganya untuk 'cipika-cipiki' atau cium pipi kanan dan cium pipi kiri sebagai bentuk pencegahan penyebaran virus. Cipika-cipiki merupakan salam tradisional di Perancis yang mempunyai nama sebutan 'la bise' dan biasa dilakukan untuk menyambut seseorang dalam sebuah pertemuan.
"Pengurangan kontak sosial yang bersifat fisik sangat disarankan. Termasuk dalam la bise ini," kata Menteri Kesehatan Perancis, Olivier Veran, seperti dikutip dari New York Post.
Bahkan, komisaris khusus penanganan COVID-19 di Italia, Angelo Borrelli juga memperingatkan untuk menghindari kontak fisik selama wabah virus ini berlangsung.
"Kami memiliki kehidupan sosial yang sangat ramah dan luas. Kami sering melakukan kontak, kami berjabat tangan, kami saling mencium, kami saling berpelukan," kata Borrelli.
Saya kira intinya tak melakukan kontak pisik secara langsung. Mungkin, cukup dengan saling bertatapan. Mata ketemu mata. Lalu, saling menyapa. Horas, Assalamualaikum, Good Morning dan Selamat Siang. Heart heart, hati ke hati lebih merasuk ketimbang yang pisik permukaan.