Login • Lupa Password | Daftar segera dan nikmati pemasangan iklan baris secara gratis! |
Medanbisnisdaily.com-Taput. Masyarakat Desa Banuaji, Kecamatan Adiankoting, Kabupaten Tapanuli Utara bersama Dewan Pimpinan Wilayah Sumut LSM Pencegahan Korupsi Anggaran Pemerintah (PKAP-RI) kembali demo di depan Gedung DPRD Tapanuli Utara, Sumatra Utara, Jalan Sisingamangaraja, Tarutung, Senin siang (16/3/2020). Tuntutan massa masih sama, yakni tutup PT Sarulla Operation Ltd ( SOL).
Orator aksi, Dolfri S menyebut aksi kali ini digelar karena janji pemerintah untuk menurunkan ahli untuk meneliti munculnya semburan gas beracun diduga H2S di areal persawahan warga belum terealisasi. Massa kemudian meminta DPRD Taput, khususnya komisi yang membidangi lingkungan hidup agar mau menerima aspirasi massa. Massa juga mengancam tidak akan bubar sebelum mendengar penjelasan dari pihak DPRD Taput.
Hingga berita ini dinaikkan, tak satu pun anggota dewan yang terlihat menerima aspirasi massa. Massa hanya diterima Sekretaris Dewan (Sekwan), Rahmat Situmeang. Massa pun mempertanyakan ke mana seluruh anggota DPRD Taput.
"Apakah hari Senin ini hari libur? Kami kecewa karena tidak ada satu orang pun anggota Dewan hadir di sini," teriak massa.
Rahmat Situmeang menyampaikan permohonan maaf, sebab saat ini ketua dan anggota DPRD sedang bertugas di Jakarta, terhitung sejak tanggal 15-18-Maret-2020. Sekwan berjanji akan membahas apa yang menjadi tuntutan massa selepas pulang dari Jakarta.
BACA JUGA: Warga Adiankoting Demo di Kantor Bupati Taput Tuntut PT SOL Ditutup
Diberitakan sebelumnya, warga desa Banuaji, kecamatan Adiankoting, kabupaten Tapanuli Utara, bersama Dewan Pimpinan Wilayah Sumut PKAP-RI menggelar aksi demo di depan Kantor Bupati Taput, Senin (17/2/2020). Massa menuntut PT SOL ditutup. Warga menuding munculnya semburan gas beracun diduga H2S di areal persawahan di desa Banuaji I, II dan IV sebagai dampak aktivitas PT SOL. Bupati Taput, Nikson Nababan berjanji akan menurunkan ahli dari Wahan Lingkungan Hidup (Walhi) dan Kementerian ESDM.
"Kalau memang munculnya gas beracun ada kaitannya dengan aktivitas PT SOL, maka akan saya minta tenaga ahli untuk meneliti apa sebenarnya yang terjadi. Tetapi kalau munculnya gas beracun tidak ada kaitannya dengan aktivitas PT SOL maka saya minta jangan ada lagi demo yang menuntut tutup PT SOL," ucap Bupati.