Login • Lupa Password | Daftar segera dan nikmati pemasangan iklan baris secara gratis! |
Medanbisnisdaily.com-Selangor. Malaysia memberlakukan kebijakan baru dalam menghadapi wabah virus Corona. Perdana Menteri melarang warganya untuk meninggalkan negara selama dua minggu.
Dilansir dari Business Insider, Senin (16/3/2020) malam, Perdana Menteri Malaysia, Tan Sri Muhyiddin Yassin, mengumumkan untuk menutup perbatasan Malaysia selama 14 hari. Itu sebagai upaya menghadapi penyebaran virus Corona. Bukan lockdown, melainkan perintah kontrol gerakan akan membatasi orang Malaysia untuk keluar negeri dan mencegah orang asing masuk, kebijakan ini akan diterapkan mulai 18 Maret hingga 31 Maret 2020.
Warga Malaysia yang baru kembali dari luar negeri pun akan diberikan pemeriksaan kesehatan. Selain itu, warga itu harus menjalani karantina selama 14 hari.
Menurut The Star, sekitar 400.000 warga Malaysia melakukan perjalanan dari dan ke Singapura untuk bekerja dan belajar. Belum diketahui dengan jelas bagaimana kebijakan ini akan mempengaruhi aktivitas mereka.
Pertemuan massal untuk kegiatan keagamaan, olahraga, sosial dan budaya pun akan dilarang. Selama 14 hari, semua tempat ibadah dan bisnis serta kantor-kantor pemerintah dan swasta akan ditutup.
Sementara supermarket, pasar umum dan toko serba ada akan tetap dibuka. Kantor-kantor yang menyediakan layanan penting seperti air, listrik, telekomunikasi, kesehatan, kebakaran dan lain - lain juga tetap dibuka.
Perdana Menteri Malaysia menyebut perintah ini sebagai langkah yang perlu dilakukan untuk mencegah penyebaran virus mematikan ini. Walaupun mungkin nantinya warga Malaysia akan merasa kesulitan saat menjalani kehidupan sehari-hari.
"Tindakan tegas harus segera dilakukan untuk mencegah penyebaran penyakit dengan membatasi pergerakan masyarakat. Ini adalah satu-satunya cara kita untuk mencegah lebih banyak orang yang terinfeksi oleh wabah yang dapat menghancurkan kehidupan," kata Muhyiddin menurut New Straits Times.
Sekarang, Malaysia menjadi negara dengan jumlah infeksi virus Corona tertinggi di Asia Tenggara, yaitu 553 orang. Dari jumlah ini 125 orang dikonfirmasi pada hari Senin.
Namun, semua langkah-langkah yang diperintahkan oleh Perdana Menteri Malaysia bukanlah lockdown. Seorang ahli mengklarifikasi bahwa 'Perintah Kawalan Gerakan' bukanlah lockdown seperti yang dilakukan China, Italia dan berbagai negara lainnya.
Menteri Kesehatan Malaysia, Datuk Seri Dzulkefly Ahmad yang juga seorang Ketua Satuan Tugas Selangor COVID-19 menggambarkan gerakan ini sebagai jaga jarak sosial untuk meratakan kurva epidemi.
"Ini tidak seperti lockdown sama sekali. Lockdown adalah ketika Anda tidak bisa meninggalkan rumah, Anda tidak bisa keluar untuk membeli makanan," kata Dzulkefly.
Warga Malaysia juga memperingatkan untuk tidak mencampuradukkan kedua tindakan ini. Sampai saat ini, mereka masih sangat bebas bergerak di dalam batas negara.(dtt)