Login • Lupa Password | Daftar segera dan nikmati pemasangan iklan baris secara gratis! |
Medanbisnisdaily.com-Medan. Ketua DPD Himpunan Masyarakat Nias Indonesia (Himni) Sumut, Turunan B Gulo menyeruhkan kepada pihak-pihak berkompeten untuk menyelamatkan masyarakat se-Kepulauan Nias dari serangan virus corona (Covid-19). Berdasarkan informasi yang diperolehnya dari Bupati Nias, Sokhiatulò Laoli, disebutkan bahwa saat ini sebanyak 31 orang warga Kabupaten Nias masuk dalam status orang dalam pemantauan (ODP) Covid-19.
"Barusan Bupati Nias Sokhiatulò Laoli menerangkan kalau sebanyak 31 orang warga Kabupaten Nias masuk dalam status orang dalam pemantauan (ODP) Covid-19. Tidak bisa dibayangkan, bagaimana kalau ada orang yang berada di Nias dinyatakan positif Covid-19. Pertanyaannya: apakah mereka dievakuasi di Medan atau bagaimana? Bagaimana teknisnya? Apakah dievakuasi pakai pesawat atau via darat-laut?" kata Turunan dalam keterangan tertulisnya yang diterima medanbisnisdaily.com, Selasa (24/3/2020).
Kekhawatiran Turunan tersebut berdasarkan tidak adanya rumah sakit di Kepulauan Nias yang ditetapkan pemerintah sebagai rumah sakit rujukan penanganan kasus Covid-19. Berdasarkan informasi, RS rujukan untuk menangani pasien Covid-19 di wilayah Sumut hanya 5, yakni RSUPH Adam Malik (Medan), RSUD Kabanjahe (Kabupaten Karo) , RSUD Dr Djasamen Saragih (Pematang Siantar), RSUD Tarutung (Kabupaten Tapanuli Utara), RSUD Kota Padang Sidimpuan. Kelima rumah sakit tersebut berada di daratan Sumut.
"Yang menjadi pertanyaan, bagaimana skema penanganan COVID-19 di Kepulauan Nias, yang terpisah jauh dengan daratan Sumut? Ini yang mesti dijelaskan secara terang-benderang oleh Pemprov Sumut, yang merupakan perwakilan pemerintahan pusat. Jangan ada kesan, Kepulauan Nias diabaikan alias disepelekan," kata mantan komisioner KPU Sumut 2 periode ini.
Turunan menyebutkan, Kepulauan Nias rawan penyebaran virus corona. Terbukanya jalur transportasi udara Medan-Nias, Padang-Nias dan Jakarta-Nias, menjadikan arus pergerakan orang menjadi mudah terjadi. Belum lagi jalur laut dari Sibolga ke Gunungsitoli/Nias Selatan. Sangat dimungkinkan, ada orang yang tidak sengaja menjadi carrier virus corona.
"Yang lebih parah, apabila di Kepulauan Nias tidak ada alat untuk mengetes seseorang terjangkit atau tidak Covid-19. Tiba-tiba saja, warga atau orang yang berada di Nias banyak yang terjangkit Covid-19, dan terlambat untuk dievakuasi atau ditangani," ujarnya.
Oleh karena itu, Himni Sumut menyampaikan seruan sebagai berikut: