Login • Lupa Password | Daftar segera dan nikmati pemasangan iklan baris secara gratis! |
Medanbisnisdaily.com-Medan. Kabar mengejutkan itu pun datang. Kamis subuh (26/3/2020), sejumlah grup WA dan media sosial, dibanjiri dengan ucapan belasungkawa. Parlindungan Sibuea atau yang akrab dipanggil Lindung, meninggal dunia karena sakit yang sudah dideritanya selama berpuluh tahun.
Jurnalis di medanbisnisdaily.com ini, meninggal dunia di RS Elisabeth, setelah sebelumnya bolak-balik keluar masuk rumah sakit.
Sejumlah pihak mengenalnya dengan beragam pendapat. Berikut memorial dari sejumlah kalangan yang pernah mengenalnya.
"Lindung itu luar biasa. Semangat perjuangannya tak pernah luntur. Hidup sederhana dan terus menyuarakan keadilan, meski dia berkali-kali menanggung resiko, salah satunya masuk penjara. Saya mengenangnya sebagai sahabat yang hangat dan penuh rasa kasih di dalam pergaulan. Selamat jalan adikku," kata Ketua Komisi Nasional (Komnas) Hak Asasi Manusia (HAM), Taufan Damanik.
Hal sama juga disampaikan mantan anggota DPRD Sumatra Utara Fraksi PDI Perjuangan, Sarma Hutajulu. Sarma mengaku mengenal Lindung sejak tahun 1993
"Saya mengenal Lindung sejak tahun 1993 ketika dia dipenjara karena kasus HKBP dan ketika itu USU memutuskan akan melakukan DO terhadap dia. Mahasiswa melakukan aksi solidaritas dan akhirnya tidak jadi DO. Sejak dulu dia aktif dalam gerakan mahasiswa maupun LSM dan kami pernah bergabung jadi badan pendiri KPS (Kelompok Pelita Sejahtera) sebuah NGO yang mengorganisir buruh pabrik di kota Medan dan AGRESU pada masa puncak reformasi tahun 1998," kata Sarma.
Menurut Sarma, Lindung manusia yang sangat idealis dan tak bisa diajak kompromi. Karena keidealisannya terutama ketika meliput di DPRD Sumut, banyak yang merasa terganggu akibat pemberitaan yang dilakukannya.
"Lindung manusia langka yang mungkin akan susah mendapatkan sosok seperti dia kembali. Teguh dalam pendirian, tak mau menerima pemberian orang atas nama apapun dan membuat berita dengan angle sendiri sesuai hasil observasinya. 5 tahun menjadi anggota DPRD Sumut membuat kami sering bertemu dan berdiskusi dengan intens berbagai isu. Kadang tak sepaham dan membuat pemberitaan keras namun kami saling menghargai," ujarnya.
Pendapat yang sama juga disampaikan aktivis sosial dan lingkungan yang fokus dengan Danau Toba, John Robert Simanjuntak. John menyebut Lindung adalah aktivis idealis pra 98 yang teguh dalam prinsip dan sikap. Lebih dari 20 tahun dirinya mengenalnya tiada sedikitpun berubah idealismenya sampai nafas terakhir meninggalkan raganya.
"Suara-suara yang tersumbat, terjepit, tertindas beliau buka jalannya untuk bisa didengar publik, tanpa pamrih, bahkan keselamatan dan kesehatannya beliau kesampingkan demi idealismenya .Selamat jalan menuju keabadian sang pahlawan kehidupan yang ideal," ucap John.