Login • Lupa Password | Daftar segera dan nikmati pemasangan iklan baris secara gratis! |
Medanbisnisdaily.com-Medan. Rencana pembagian 1.000 ton beras untuk masyarakat yang terkena dampak penyebaran virus corona atau covid-19 oleh Pemko Medan masih belum matang. Ketua Gugus Tugas Percepatan Penanganan Covid-19 Kota Medan, Arjuna Sembiring mengakui recana pembelian seribu ton beras masih harus dikaji lebih jauh oleh organisasi perangkat daerah (OPD) teknis.
"Ada memang rencana itu (pembelian beras) untuk dampak sosial, belum tahu angka pastinya (jumlah beras yang akan dibeli) karena akan dikaji olen OPD teknis, ada Dinas Sosial, Dinas Ketahanan Pangan, Dinas Perdagangan, Dinas Koperasi," ujarnya, ketika dikonfirmasi, Senin (30/3/2020).
"Kapan rencana pembelian juga belum tahu, masih akan didiskusikan lebih dahulu," jelas Kepala BPBD Kota Medan ini.
Diakuinya, jika pembelian beras untuk bantuan sosial kepada masyarakat terealisasi, maka anggaran yang dipergunakan adalah alokasi anggaran penanganan virus corona yang plafon anggarannya mencapai Rp100 miliar.
"Rp 100 miliar itu peruntukannya, untuk biaya kesehatan, biaya pencegahan dan kesiapsiagaannya, baru biaya pasca, seperti penguburan dan sebagainya. Belum tentu dibelanjakan semua, tergantung kebutuhan nanti. Ada juga untuk dampak sosial, tapi belum," bebernya.
BACA JUGA: Pemko Medan Siapkan 1.000 Ton Beras untuk Masyarakat Terkena Dampak Corona
Dari Rp 100 miliar anggaran penanganan virus corona, Arjuna mengaku sebahagian di antaranya akan dipergunakan untuk membeli cairan disinfektan.
"Sedang diproses, sedang kita inikan. Ada beberapa yang diberikan cairan disinfektan, tapi belum dibayar, masih proses, berapa banyak belum tahu, karena begitu banyak permintaan, belum bisa dipenuhi semua," tukasnya.
Rencana pemberian beras sebanyak seribu ton untuk dibagikan kepada masyarakat yang terkena dampak sosial atas penyebaran virus corona disampaikan oleh Plt Wali Kota Medan, Akhyar Nasution. Melalui akun Instagram pribadinya @nasution.akhyar, pemberian beras dilakukan sebagai upaya Pemko Medan memutus mata rantai penyebaran virus corona.