Login • Lupa Password | Daftar segera dan nikmati pemasangan iklan baris secara gratis! |
Medanbisnisdaiky.com-Gunungsitoli. Harga sejumlah barang kebutuhan pokok dl pasar tradisonal di Kota Gunungsitoli, Kepulauan Nias mulai naik. Berdasarkan pemantauan, barang kebutuhan yang mengalami kenaikan harga berupa beras, gula putih, tepung terigu, dan bawang merah.
Di pasar eks teminal lama Gunungsitoli, harga gula putih sebelum naik dijual di kisaran Rp12.500-14.000 per kg kini menjadi Rp18.000/kg. Tepung terigu merek Segitiga Biru dari harga Rp 7.000 per kg kini menjadi Rp10.000/kg.
Manahan Situmorang, pedagang di lokasi pasar eks terminal lama mengira, melonjaknya harga barang toko berupa tepung terigu dan gula putih disebabkan pengaruh bulan puasa yang sebentar lagi tiba. Selain harga gula putih dan tepung terigu yang naik, termasuk juga bawang merah. Bawang merah di UD Restu pasar Beringin sebelum naik dijual di kisaran Rp33.000 per kg kini Rp 35.000/kg.
Menurut Riski, pemilik UD Restu mengungkapkan, naiknya harga bawang merah disebabkan karena bawang impor belum ada yang masuk.
Sedangkan beras merek Kuku Balam ukuran 25kg misalnya di toko grosir UD Mersi yang berlokasi di desa Dahana, yang sebelumnya harga berada di kisaran Rp285.000/karung kini naik menjadi Rp293.000/karung. "Harga naik sekitar Rp8.000 per karung ukuran 25kg," kata pemilik UD Mersi bernama Mersi, Selasa, kemarin.
Mersi mengungkapkan, selain harga naik, beras merek Pelangi, Gajah, Siudang dan Nenas yang selama ini kelebihan stok kini kosong.
Mersi menduga naiknya harga beras disebabkan karena wabah corona. "Bisa jadi karyawan produksi beras libur kali disana karena corona sehingga sulit masuk disini," katanya.
Namun berdasarkan harga kebutuhan pokok yang dipantau oleh Dinas Perindag Kota Gunungsitoli pada minggu ke-3 Maret relatif stabil dan belum ada komoditi yang mengalami kelangkaan.
Kepala Dinas Perindag Kota Gunungsitoli, Yurisman, Selasa (31/3/2020) mengakui harga gula putih naik sebulan terakhir akibat pergeseran musim panen bawang putih. Namun yang lainnya belum ada kenaikan harga.
"Berdasarkan hasil pemantauan pasar, memang ada peningkatan permintaan kemungkinan disebabkan pengaruh psikologi masyarakat terhadap corona dan isu diberlakukannya lockdown, sehingga masyarakat melakukan upaya jaga-jaga untuk kebutuhan pokok," kata Yurisman.
Menurutnya, kondisi ini ditengarai dimanfaatkan oleh segelintir pengecer untuk menaikan harga.
Yurisman mengatakan, pihaknya telah mengundang Bulog dan sejumlah distributor untuk memastikan tingkat ketersediaan kebutuhan barang pokok dan tingkat harga yang berlaku. Dan Pemko melalui Disperindag terus melakukan pemantauan pada tingkat distributor.
"Bila ada perkembangan terhadap pihak tertentu dengan sengaja melakukan praktek spekulasi harga dan mengambil keuntungan dari kejadian luar biasa ni akan dilakukan upaya tindakan sesuai ketentuan yang berlaku. Harapan kami, masyarakat jangan panik dan termakan isu yang tidak benar," ujarnya.