Login • Lupa Password | Daftar segera dan nikmati pemasangan iklan baris secara gratis! |
Medanbisnisdaily.com-Kisaran. Kepergian Doni Hidayat (10) yang menjadi korban tenggelam di sungai silau menyisakan kepiluan yang mendalam terutama di kalangan keluarga. Anak ke empat dari lima bersaudara itu dikenal sebagai sosok yang rajin membantu orang tua, pintar serta taat beribadah.
Jasadnya berhasil diketemukan pada sore hari, Selasa (31/3/2020) sekitar pukul 17.45 WIB. Meski demikian, tim BPBD bersama Basarnas Asahan hingga Rabu (1/4/2020) masih mengupayakan pencarian korban kedua yakni Junaidi (50) tetangga Doni yang ikut tenggelam saat berniat membantu pencarian.
Ditemukannya korban pertama (Doni) ketika tim penyelamat tengah menghentikan pencarian dan bergegas pulang. Sementara itu, warga masih berkumpul di pinggir sungai. Tiba tiba ada salah seorang warga yang berteriak melihat sosok bocah malang itu.
“Orang BPBD-nya udah mau pulang. Tapi ada warga yang teriak. Langsung ada orang yang masuk ke sungai dan merangkul anak (korban) itu,” kata Ismail salah seorang warga di lokasi kejadian.
Isak tangis keluarga maupun jiran tetangga sore menjelang malam pecah saat jasad bocah kelas empat sekolah dasar tersebut tiba dirumah orang tuanya di Jalan Syech Hasan, Gang Sipirok Kelurahan Kisaran Timur, Asahan.
Sosok mungil Doni digendong oleh sang ayah diantar warga untuk dilaksanakan fardhu kifayahnya (kewajiban mengurus jenasah) bagi umat Islam. Bocah malang itu langsung dikebumikan saat itu juga menjelang adzan magrib di pekuburan muslim pasar lama.
Tak ada yang menyangka kepergian bocah yang dikenal rajin itu. Bahkan saat pergi sebelum menuju ke sungai, ia juga sedang disuruh oleh orang tuanya membeli kelapa. Dalam perjalanan pulang, anak baik budi itu sakit perutnya dan bermaksud buang air besar di sungai. Saat jongkok buang air dia tersengol oleh salah seorang temannya yang sedang berlari lari. Doni jatuh di pusaran air sungai silau yang dalam.
“Kalau cerita kawannya, dia ini buang air besar. Jongkok disitu. Tiba tiba ada kawannya yang lari lari lalu mau jatuh dan menyenggol dia yang lagi jongkok terus jatuh ke sungai dan tenggelam,” kata Panut, ayah kandung Doni.
Di lokasi sungai, tim BPBD bersama Basarnas Asahan masih tetap mengupayakan pencarian terhadap korban terakhir dengan cara melakukan penyusuran di sepanjang aliran sungai. Saat di lokasi penemuan, tim memutar-mutar air sungai untuk membuat gelombang air dengan perahu karet.