Login • Lupa Password | Daftar segera dan nikmati pemasangan iklan baris secara gratis! |
Medanbisnisdaily.com - Medan. Mata uang rupiah menguat dikisaran level 16.180/dolar Amerika Serikat (AS) pada perdagangan pagi ini. Penguatan rupiah ditopang oleh banyak sentimen diantaranya Bank Indonesia (BI) yang mendapatkan fasilitas repo line dari Bank Sentral AS atau The Federal Reserve (The Fed) sebesar US$ 60 miliar. Angka repo line tersebut cukup signifikan dan mampu mendorong terciptanya keseimbangan pasar valuta asing (valas) dalam negeri seandainya terjadi tekanan capital outflow dari pasar keuangan domestik.
"Pemerintah juga berhasil menerbitkan sovereign bond yang nantinya akan memberikan paskan valas guna menahan kemungkinan terjadinya tekanan dolar AS seandainya virus corona belum sepenuhnya teratasi," kata analis pasar keuangan, Gunawan Benjamin, Rabu (8/4/2020).
Sejauh ini, sejumlah upaya untuk melakukan penyelamatan pasar keuangan dari tekanan corona terus dilakukan. Indonesia sendiri terus mencoba menggali kerja sama dalam memenuhi kebutuhan stok valas guna menghindari tekanan terhadap mata uang rupiah yang lebih besar. Virus corona menjadi satu-satunya masalah fundamental saat ini yang mulai mengkhawatirkan dunia keuangan.
Sementara itu, Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) dibuka melemah pada perdagangan hari ini. IHSG melemah di level 4.769,99, dan sejauh ini masih terus mengalami pelemahan di level 4.701,10. Pelemahan indeks futures di AS pada pagi ini menjadi sentimen negatif bagi pasar keuangan di Asia. Selanjutnya kinerja indeks bursa dow jones pada perdagangan tadi malam yang melemah juga memperburuk kinerja indeks saham pagi ini.