Login • Lupa Password | Daftar segera dan nikmati pemasangan iklan baris secara gratis! |
Medanbisnisdaily.com-Medan. Virus corona (covid-19) masih mewabah di Sumatra Utara. Ini dibuktikan dengan terus bertambahnya jumlah yang positif terjangkit maupun jumlah Pasien dalam Pengawasan (PDP). Hingga Kamis (09/04/2020) sore, misalnya, Gugus Tugas Percepatan Penanganan Covid19 di Sumut mengonfirmasi total pasien yang positif covid-19 sebanyak 87 orang, di mana 8 di antaranya meninggal dunia dan 8 orang lagi sembuh. Sementara, jumlah Pasien dalam Pengawasan (PDP) di Sumut hingga Kamis sore itu menjadi 149 orang, atau bertambah 8 orang dari Rabu sore sebanyak 140 orang. Secara nasional, baik yang positif covid-19, meninggal, dan sembuh juga meningkat.
Menyikapi kondisi itu, PT Agincourt Resources pengelola Tambang Emas Martabe di Batangtoru, Tapanuli Selatan, telah memberlakukan berbagai kebijakan untuk mencegah penularan Covid-19. Perusahaan juga mengikuti anjuran dan aturan yang ditetapkan oleh pemerintah terkait penanganan Covid-19.
Senior Manager Corporate Communication PT Agincourt Resources, Katarina Siburian Hardono, menyatakan berbagai tindakan telah diambil termasuk memonitor kesehatan para karyawan dan kontraktor yakni melalui kuesioner skrining dan tes suhu tubuh harian di gerbang masuk site.
"Kami melakukan pengecekan suhu tubuh seluruh karyawan dan kontraktor, setiap orang setiap hari," ujar Katarina, Jumat (10/04/2020).
Selain itu perusahaan telah mengambil kebijakan menghentikan masuk-nya karyawan FIFO (Fly In Fly Out, 24% dari total karyawan) ke site Tambang Emas Martabe selama bulan April 2020 untuk meminimalkan risiko penyebaran.
PT Agincourt Resources juga melakukan skrining perjalanan karyawan lokal (75% dari total karyawan) di mana karyawan mungkin saja telah melakukan perjalanan keluar daerah asalnya.
Bahkan karyawan PT Agincourt Resources yang warga negara asing (1% dari karyawan), tidak akan kembali ke lokasi Tambang Emas Martabe sampai situasi kondusif.
"PT Agincourt Resources juga menyediakan klinik, dokter dan tenaga medis yang berjaga 24 jam di site. Bagi PT Agincourt Resources, kesehatan karyawan adalah prioritas utama," kata Katarina.
Lebih lanjut Katarina mengatakan, sejumlah 'Standard Operation Procedure/SOP' telah dijalankan secara disiplin demi menjaga lingkungan kerja yang higienis, karyawan yang sehat dan keberlangsungan bisnis Tambang Emas Martabe.
SOP itu diantaranya melalui penerapan social distancing/jaga jarak dan peniadaan kunjungan ke site untuk sementara waktu sampai tercipta situasi yang kondusif.
Bahkan, kantor perusahaan di Jakarta sudah ditutup sejak 23 Maret 2020 hingga waktu yang ditentukan. Hal itu dilakukan untuk mengikuti anjuran pemerintah, dan semua karyawan Jakarta mengikuti pengaturan kerja dari rumah (Work from Home)
Katarina menambahkan, PT Agincourt Resources selaku pengelola Tambang Emas Martabe terus meninjau berbagai opsi guna menjaga tenaga kerja tetap aman, dan dapat menjalankan Tambang Emas Martabe dengan gangguan seminimal mungkin.
"Perusahaan berkomitmen untuk terus mencari peluang bekerja dan tumbuh bersama masyarakat dan pemerintah di mana kami beroperasi untuk kemanfaatan semua pemangku kepentingan," kata perempuan berdarah Batak itu.
Tambang Emas Martabe merupakan salah satu objek vital nasional, sampai saat ini PT Agincourt Resources selaku pengelola belum ada rencana untuk menutup operasional Tambang, kecuali jika sudah ada instruksi dari pemerintah.
PT Agincourt Resources memahami bahwa operasional Tambang Emas Martabe berpengaruh pada mata pencaharian lebih dari 3.300 karyawan dan pada perekonomian masyarakat seputar tambang di Batangtoru, yang juga berkontribusi pada pertumbuhan ekonomi di Kabupaten Tapanuli Selatan dan Provinsi Sumut.
"Tentunya kami berharap kondisi ini tidak berlangsung lama, kami ingin bisa kembali berperan penting dalam mendukung pertumbuhan ekonomi di Indonesia khususnya di Kabupaten Tapanuli Selatan dan Provinsi Sumatra Utara," pungkas Katarina.