Login • Lupa Password | Daftar segera dan nikmati pemasangan iklan baris secara gratis! |
Medanbisnisdaily.com-Medan. Koordinator Medis dan Paramedis Gugus Tugas Percepatan Penanganan Covid-19 Sumatera Utara (Sumut), dr Restuti Hidayani Saragih SpPd K-PTI Finasim MH (Kes) mengatakan, sebanyak 3 orang Pasien Dalam Pengawasan (PDP) meninggal dunia di Rumah Sakit (RS) Martha Friska Multatuli hingga, Jumat (10/4/2020) dini hari. Menurutnya, hal tersebut dapat dipahami, karena memang rumah sakit tersebut ditujukan untuk penanganan PDP yang utamanya dalam kondisi sedang dan berat.
"Yang meninggal dunia 3 orang sampai dengan dini hari tadi. Proses perawatan tidak lama, hanya beberapa jam sampai dengan 1 hari. Kondisinya PDP berat bahkan bisa saya katakan sangat berat. Dengan berbagai keadaan yang menuju kepada gagal nafas," ungkapnya dalam konfrensi pers Gugus Tugas Percepatan Penanganan Covid-19 Provinsi Sumut.
Restuti menjelaskan, proses pemakaman terhadap 3 jenazah PDP tersebut juga telah dilakukan dengan baik. Pemulasaran jenazah dan pemakaman dilakukan dengan standar WHO.
"Pertama, pemulasaran jenazah sampai dengan pemakamannya tidak boleh lebih dari waktu 4 jam dan ditangani oleh dokter spesialis forensik beserta tenaga pendukung pemulasaran jenazah," jelasnya.
Ia menerangkan, RS Martha Friska Multatuli sudah beroperasi sejak 2 April 2020 setelah diresmikan oleh Gubernur Sumut Edy Rahmayadi. Dalam statusnya sebagai RS Darurat Rujukan Covid-19 yang dipersiapkan hanya dalam waktu beberapa hari saja, kondisi standar optimal dalam bingkai RS darurat perlahan-lahan, telah banyak dipenuhi dari segi tenaga medis, para medis, tenaga pendukung yang akan bekerja selama sebulan ke depan dan seterusnya.
Adapun sampai hari ini, jumlah pasien yang sedang dirawat inap sebanyak 10 orang dengan keterangan 7 pasien yang telah dilakukan rapid test sesuai dengan hari paparannya lebih kurang 7 hari dengan hasil rapid test positif. Rumah sakit ini sendiri memiliki kapasitas 110 kamar.
Restuti menambahkan, kondisi tenaga medis yang menangani pasien terkait Covid-19 pada fase awal sama seperti pasien, ada fase adaptasi. Karena, sambungnya, bukan hanya pasien yang dilakukan karantina 'isolasi', namun tenaga medis dan para medis harus berpisah dari keluarganya saat menunaikan tugas.
"Kita tempatkan di penginapan, di hotel, yang memang ditujukan untuk mendukung tugas mereka dan semua itu ditanggung Pemprov Sumut. Alhamdulillah minggu ke dua ke tiga sudah semakin kompak. Jumlah tim medis ada sekitar 100-160 orang," pungkasnya.