Login • Lupa Password | Daftar segera dan nikmati pemasangan iklan baris secara gratis! |
Ada pepatah orang bijak mengatakan, persahabatan sejati nampak saat kita menghadapi situasi yang sangat sulit (susah). Kemudian negarawan Amerika Serikat pernah berkata,"Kalau kau menguji seseorang (karakternya), maka berilah dia kekuasaan".
Saat umat Kristiani di seluruh dunia sedang merayakan hari kematian Yesus Kristus dan juga kebangkitan-Nya (Paskah), dunia dihantam virus bernama SARS-CoV-2, yang kemudian disebut Covid-19. Manusia tidak berdaya menghadapi mahluk berukuran 8-150 nanometer ini. Virus ini tidak mengenal status sosial siapa yang dijangkitinya. Dunia saat ini bersatu melawannya dengan segala teknologi yang dimilikinya.
Situasi sulit terkondisikan karena Covid-19 ini. Di sinilah umat manusia diperhadapkan pada karakter aslinya. Sejauh mana manusia bisa saling menolong, memahami dan saling mengasihi agar Covid-19 bisa berlalu. Banyak orang terdampak secara ekonomi gegara virus Corona ini. Di sinilah sifat asli kita, yang dalam bahasa Alkitab menyebut ibadah yang tidak bercacat adalah menolong orang miskin. Sejauh mana kita bisa punya kepedulian kepada sesama, sejauh mana ketaatan kita pada pemerintah melalui anjurannya agar kita melakukan pembatasan sosial berskala besar (PSBB), misalnya. Artinya, Covid-19 sedang menguji karakter kita yang sesungguhnya.
Jika melihat sifat kemanusiaan Yesus di kayu salib dengan sebuah perkataan 'Allahku, Allahku, mengapa Engkau meninggalkan Aku?' (Matius 27: 46) ini adalah sebuah ucapan yang menunjukkan bagaimana Yesus juga mengalami penderitaan. Saat ini mungkin kalimat yang sama juga diucapkan oleh umat Kristen dengan sebuah kalimat 'Allahku, Allahku mengapa engkau meninggalkan kami di era pandemi Covid-19 ini?' Mengingat Covid-19 ini juga melahirkan dampak penderitaan dalam skala besar saat ini dalam konteks keindonesiaan kita.
Tatkala si Covid-19 ini terus membuat huru-hara, penderitaan, dan kekecewaan, dan di tengah minimnya sumber daya manusia dunia (global) menghadapinya, ada sebuah perayaan paskah bagi Umat Kristiani sebagai sebuah ritual keagamaan yang sangat penting. Paskah adalah sebuah proyek Allah Pencipta yang sangat dasyat dan maha agung bagi manusia. Karya terbesar itu disebut sebagai sebuah penebusan dosa bagi umat manusia oleh darah Yesus yang sangat kudus dan cuma-cuma.
Sekali lagi, Paskah adalah sebuah perayaan besar dalam kehidupan orang Kristen selain Natal. Melalui Paskah, Allah Bapa menunjukkan kasihnya (show is love) yang sangat besar kepada manusia dengan sebuah penebusan umat manusia dari dosa dengan darah Yesus. Proses pelawatan Allah kepada manusia sangat luar biasa dan dilakukan dengan cuma-cuma melalui darah Yesus di kayu Salib. Artinya, Yesus menebus dosa manusia karena Allah sangat mencintai ciptaan-Nya (love is creation) yang tertinggi, yaitu manusia.
Alkitab dengan jelas mencatat sebab karena kasih karunia kamu diselamatkan oleh iman ; itu bukan hasil usahamu, tetapi pemberian Allah, itu bukan hasil pekerjaanmu : jangan ada orang yang memegahkan diri. Karena kita ini buatan Allah, diciptakan dalam Kristus Yesus untuk melakukan pekerjaan baik, yang dipersiapkan Allah sebelumnya. Ia mau, supaya kita hidup di dalamnya. Kemudian pada ayat yang lain juga dijelaskan jangan remehkan pemberitaan tentang salib. “Sebab pemberitaan tentang salib memang adalah kebodohan bagi mereka yang akan binasa, tetapi bagi kita yang diselamatkan pemberitaan itu adalah kekuatan Allah” (1 Kor.1:18).
Apa kira-kita makna Paskah dalam konteks kebernegaraan kita dalam konteks pembangunan bangsa? Saat bangsa ini didera oleh sebuah masalah global dengan kehadiran Covid-19, kita dituntut untuk ssaling berbagi, punya solidaritas bersama bagi kita semua agar masalah ini bisa segera berlalu. Saat ini, selain masalah Covid 19, isu yang membuat bangsa ini sering terpuruk adalah isu korupsi yang sampai sekarang masih jadi pergumulan bangsa menghadapinya. Bahkan anggaran yang sangat besar dalam menangani Covid 19 dari negara ini ditakutkan ada yang dikorupsi. Mengingat selama ini korupsi, kolusi, dan nepotisme adalah sesuatu yang dianggap wajar. Bahkan dalam diri masyarakat kita, menerima sumbangan dari hasil korupsi juga sesuatu yang sangat wajar.
Nilai-nilai sosial, nilai agama yang mengajarkan moral, keadilan, kejujuran seakan hilang dari masyarakat kita. Indikatornya sangat sederhana, bagi masyarakat perantau misalnya jika pulang kampung, memberikan saweran kepada masyarakat adalah sebuah kebanggaan. Tidak peduli itu uang dari mana. Jika ada pulang anak rantau menghamburkan uangnya kepada masyarakat, ini yang dianggap tolak ukur keberhasilan. Tidak peduli lagi uang itu datang dari mana (korupsi). Sementara jika dosen yang lulusan dari Harvard University USA pulang kampung tidak memberikan apa-apa hanya karena bekerja dengan prinsip “kejujuran dan kehalalan” ini akan dianggap sebagai kebodohan. Bahkan kalimat sarkasme akan muncul, percuma tamat dari Amerika, bayar uang rokok kita pun tidak mampu.
Lantas, apa yang salah dengan masyarakat kita? Apa yang salah dengan pejabat negara kita? Dan apa yang salah dengan aparat negara kita? Mengapa kita sebagai sebuah bangsa tidak berjalan dengan karakter yang kuat (strong character)? Mengapa bangsa kita tidak berjalan dengan nilai kejujuran? Bukankah kejujuran, karakter yang kuat adalah modal utama dalam membangun sebuah bangsa yang unggul?
Korea Selatan, Jepang, Cina adalah bangsa yang berjalan dengan karakter kuat, bermental pekerja keras, dan tidak gampang menyerah (not a quitter). Mereka menolak pasrah terhadap sesuatu hal. Intinya, mereka selalu mengeluarkan tenaga ekstra dalam mengerjakan sesuatu hal. “Out put” (dampak) yang kita lihat sangat nyata, banyak produk bangsa Jepang dan Korea Selatan, bahkan Cina yang bersileweran di pasar global.
Mereka menjadi digdaya dalam bidang ekonomi dan teknologi karena mereka adalah negara yang berjalan dengan cara terhormat. Di Cina koruptor ditembak mati, di Korea Selatan presidennya diseret ke penjara karena menerima gratifikasi. Di Hongkong, KPK-nya bekerja dengan prinsip kejujuran dan berani bertindak atas nama kebenaran. Di Jepang korupsi sangat diharamkan. Nilai-nilai Bushido sangat ditanamkan sejak dini (implanted early) sebagai wadah (as a tools) untuk membangun karakter yang kuat.
Lantas, bagaimana kondisi sosial bangsa kita saat ini? Setidaknya kita bisa mendiskripsikan kondisi bangsa kita saat ini sebagai sesuatu yang harus kita buang. Pertama, tradisi korupsi sudah dianggap budaya. Akibatnya, negara sangat lemah karena banyak uang negara yang tidak pada tempatnya. Akibatnya berbagai ketimpangan terjadi karena kebijakan negara tanpa “blue print” yang bagus. Lihat bagaimana “ketimpangan dan kesenjangan” (inequality) di segala lini terjadi karena kesalahan kebijakan yang sangat kronis.
Berdasarkan survei lembaga keuangan Swiss, Credit Suisse tahun 2017, ada 1% orang kaya di Indonesia menguasai 49,3% kekayaan nasional. Kondisi ini hanya lebih baik dibanding Rusia, India, dan Thailand. Besarnya kesenjangan juga terlihat pada penguasaan orang-orang kaya di sektor perbankan. Dana bank di Indonesia didominasi oleh pemilik rekening di atas Rp 2 miliar. Meskipun hampir 98% jumlah rekening di bank dimiliki oleh nasabah dengan jumlah tabungan di bawah Rp 100 juta.
Mengapa ini bisa terjadi? Jawabnya adalah karena proses yang tidak bagus dalam hal bernegara. Kebijakan yang dibuat adalah kebijakan yang pro pihak tertentu, bukan kebijakan yang membuat keadilan dan untuk kemaslahatan bersama. Para pengusaha selalu mampu mengendalikan pembuat kebijakan agar berpihak kepada mereka.
Kedua, masyarakat kita adalah yang suka mencari jalan instan (pintas). Saat ini saja masyarakat kita untuk membangun budaya antre saja sangat sulit tamat. Cara kita berlalu lintas saja menunjukkan kita sebagai sebuah bangsa yang sangat lemah dalam menghargai hak orang lain. Mental serba mudah telah menghinggapi kita. Kaya tanpa kerja, pintar tanpa belajar adalah cara-cara instan yang tidak bagus. Mengapa sampai bisa terjadi? Masyarakat tidak punya contoh yang jadi panutan. Pejabat terjebak dalam pencitraan secara terus menerus. Apa yang dilakukan oleh pejabat hanyalah kegiatan yang bersifat seremonial (ceremonial) belaka, akibatnya substansi pejabat sebagai pelayan kehilangan ruhnya (lose his soul). Akibatnya, masyarakat kita tidak punya pandangan hidup yang kuat dan nilai yang kuat sebagai fundasi dalam bernegara.
Ketiga, masyarakat kita gampang pasrah pada sesuatu hal. Keuletan, karakter kuat, mental pemenang tidak ada. Akibatnya, segala sesuatunya hanya dianggap sebagai takdir. Dampaknya, mental pekerja keras tanpa kenal menyerah tidak terbangun sejak dini. Iniovasi yang rendah, daya saing yang rendah, kreasi yang nihil adalah buah dari masyarakat yang sering terlalu pasrah.
Saat Yesus memberikan nyawanya, dan bangkit mengalahkan dosa maut sekalipun, ini harus jadi inspirasi dan peletak fondasi bagi kita. Karakter yang kuat, manusia yang jujur, manusia yang mau berbagi, manusia antikorupsi adalah pesan agung paskah yang musti kita transformasikan dalam kehidupan berbangsa. Setidaknya paskah memberikan kita sebuah pesan agung bahwa manusia yang relah berkorban, manusia yang menghargai keberagaman, manusia yang penuh cinta kasih, manusia yang punya visi ke depan adalah jaminan (guarentee) untuk Indonesia bangkit dan Sumatera Utara yang bermartabat. Hanya dengan nilai kejujuran, nilai pekerja keras, nilai menghargai, nilai berbagi bangsa ini bisa jadi bangsa yang kuat. Allah Bapa, Yesus Kristus juga memanggil kita untuk jadi manusia yang punya tanggung jawab.
Tanggung jawab yang diberikan kepada umat Kristen setelah kematian Yesus di kayu salib menebus dosa (atone for sin) manusia adalah hiduplah dalam kasih, hidup dalam kejujuran, hidup dengan spirit berbagi, hiduplah menurut hukum Tuhan, hiduplah bertolong –tolongan dan hidup menghargai lingkungan hidup sebagai ciptaan Tuhan yang musti kita rawat.
Saat bangsa kita menghadapi masalah yang sangat kronik pandemi Covid-19 ini karakter yang kita butuhkan dalam menghadapinya sangat penting. Tidak perlu ada yang merasa lebih penting. Mari saling membahu, kerja sama atas dasar kemanusiaan, mengikuti imbauan dari pemerintah, tidak menyebarkan hoax mengenai Covid 19, membantu sesama yang kena dampak ekonomi Covid 19 adalah hal yang harus kita lakukan. Paskah mengingatkan kita semua akan pentingnya pembangunan karakter bangsa. Karakter yang kuat, tidak gampang menyerah, punya pengharapan kedepan mesti kita miliki.
Penutup
Allah tidak pernah meninggalkan kita. Dalam Yesaya 53: 4-5 dengan tegas mengatakan Dia tertikam oleh karena pemberontakan kita. Bagi sang pencipta, wabah global Covid-19 tidaklah cukup kuat melegalisasi kita dengan sebuah pertanyaan, Allahku mengapa Engkau meninggalkan Aku?
Paskah adalah sebuah peristiwa yang sangat bersejarah bagi Umat Kristen. Darah Yesus di kayu telah menyelesaikan dosa manusia. Tinggal lagi, bagaimana kita meneladani hidup Yesus di era revolusi industri 4.0 ini sebagai sebuah panggilan dan tuntutan (calls and demands).
Meneladani Hidup Yesus adalah puncak dari kekristenan dan solusi dalam menyelesaikan persoalan kebangsaan kita saat ini, termasuk Covid-19. Covid 19 mengajari kita untuk membangun pola hidup sehat, Covid 19 mengajari kita untuk peduli sesama, Covid 19 mengajari kita untuk taat pada pemerintah, Covid 19 mengajari kita arti kebersamaan, dan Covid 19 memberikan kita sebuah pesan 'Kita hanya debu di hadapan Tuhan'. Sekali lagi, Allah tidak pernah meninggalkan kita semua. Semoga Wabah ini segera berlalu. Selamat Paskah!
===
Penulis Pengajar Tetap Prodi Administrasi Publik FISIP Universitas HKBP Nommensen Medan/ Mahasiswa S3 Manajemen Pendidikan Unimed Medan.
===
medanbisnisdaily.com menerima tulisan (opini/artikel) terkait isu-isu aktual masalah ekonomi, politik, hukum, budaya dan lainnya. Tulisan hendaknya orisinal, belum pernah dimuat dan tidak akan dimuat di media lain, disertai dengan lampiran identitas (KTP/SIM), foto (minimal 700 px dalam format JPG) dan data diri singkat (dicantumkan di akhir tulisan). Panjang tulisan 5.000-6.000 karakter. Tulisan sebaiknya tidak dikirim dalam bentuk lampiran email, namun langsung dimuat di badan email. Kirimkan tulisan Anda ke: [email protected]