Login • Lupa Password | Daftar segera dan nikmati pemasangan iklan baris secara gratis! |
Medanbisnisdaily.com-Medan. Sejak Pemerintah Indonesia mengimbau menerapkan Social Distancing dan melarang masyarakat berkerumun sebagai upaya melawan virus corona (Covid-19), berbagai kalangan masyarakat pun mengeluh karena pendapatannya berkurang. Salah satu di antaranya yang paling terdampak adalah sektor bisnis kuliner.
Berbagai usaha kuliner mulai tutup sementara karena kehilangan pelanggan. Sedangkan masyarakat pun lebih banyak membeli bahan makanan untuk memasak sendiri di rumah.
Namun, ada juga di antaranya yang masih membeli melalui digital, atau sistem online. Hal ini bisa dimanfaatkan oleh pebisnis kuliner untuk tetap beroperasi dengan melayani pesan antar atau take away.
Pelaku kuliner di Kota Medan, Rico Waas mengaku telah memanfaatkan hal tersebut. Ia mengatakan, sebagai warga negara yang baik, pebisnis kuliner harus menuruti aturan yang diterapkan pemerintah karena tujuannya jelas untuk kebaikan bersama.
"Pengusaha, khususnya UMKM dan pengusaha lokal harus bisa memutar otak untuk dapat bertahan di pandemi corona ini. Di antaranya, harus bisa memangkas cost operasional," ujarnya kepada wartawan, Senin (13/4/2020).
Lebih lanjut ia menyampaikan, pelaku usaha bisa melakukan berbagai hal dengan sistem online. "Pelaku usaha bisa mulai gencar melakukan bisnis lewat online dan menerima pembayaran online. Atau bisa melakukan kerja sama dengan sistem pengantaran barang online yang tersedia," jelas owner Warung Ijo ini.
Tokoh Millenial Medan ini juga menuturkan, situasi saat ini memang berat. Namun, demi kepentingan yang lebih luas seluruh masyarakat harus tetap mengikuti aturan pemerintah.
Begitupun, ia berharap pemerintah mengeluarkan kebijakan-kebijakan lain yang bisa membantu para pengusaha, khususnya pengusaha lokal dan UMKM agar bisa bertahan melalui masa-masa pandemi corona ini agar tidak gulung tikar.
"Ada anggaran Rp100 miliar dari Pemko Medan dan 18 miliar dari Pemprov Sumut. Rasanya sulit mengatakan dana tersebut cukup untuk mensubsidi pengusaha, karena pastinya ada prioritas utama yang harus didahulukan, seperti tenaga medis dan penanganan kasus corona, serta masyarakat rentan. Namun yang pasti dana pemerintah itu diharapkan bisa membantu dengan tepat sasaran," terangnya.
Pria berkacamata ini juga berharap untuk masyakarat yang lebih mampu, para filantropis, perusahaan yang memiliki program-program CSR harus bergerak tanpa henti memberikan support pada masyarakat, dan bila mampu harus membantu pemerintah.
Ia menambahkan, masyarakat juga harus bisa ikut kebijakan stay at home. Karena hingga saat ini banyak terlihat masyarakat yang keluar rumah, bahkan menyediakan waktu untuk nongkrong. Padahal hal ini tentunya akan mempersulit pemerintah memutus mata rantai penyebaran corona.
"Kita semua harus saling bahu-membahu agar kuat untuk melawan pandemi ini," pungkasnya.