Login • Lupa Password | Daftar segera dan nikmati pemasangan iklan baris secara gratis! |
Medanbisnisdaily.com-Humbahas. Isu kisah asmara Sinta Lase (35) dengan adik iparnya, ET, warga Dusun Peadungdung, Desa Peadungdung, Kecamatan Pakkat, Kabupaten Humbang Hasundutan (Humbahas), meninggalkan kisah yang memilukan. Reno Tarihoran (2), bayi Sinta Lase menjadi korban kemarahan Loiker Tarihoran, yang terbakar api cemburu atas isu perselingkuhan isterinya tersebut.
Loiker Tarihoran (42), membunuh anak sendiri pada Sabtu,​ 29 Februari 2020, sekira pukul 18.00 WIB, di perladangan mereka. Sinta Lase bernasib mujur. Meski dibacok dan ususnya terburai, nyawanya masih selamat.
Peristiwa tragis itu direkonstruksi Polres Humbahas, di perladangan Sitalap, Desa Peadungdung, Kecamatan Pakkat, Selasa (14/4/2020). Pembunuhan itu berawal dari isu terselingkuhan antara Sinta Lase dan asik iparnya ET. Isu tersebut sudah​ lama menjadi buah bibir bagi warga sekitar, yang membuat panas Loiker.
Loiker pun mengatur waktu untuk meminta klarifikasi terhadap isterinya langsung agar terang berderang. Karena itu membuat kehidupannya tidak tenang.
Loiker dan Sinta Lase, bersama dua anaknya pun berangkat ke ladang. Dengan bekal buah jeruk oleh-oleh saat undangan pesta di Medan, Loiker memberikannya kepada isterinya yang sedang asik golek di dalam gubuk, LT dengan romantis menawarkan oleh-oleh untuk isteri tercintanya.
“Sudah capek kau ma,”seru Loiker kepada isterinya,sembari mengupas jeruk untuk Sinta.
Dalam pembicaraan itu, Loiker mencoba mempertanyakan hubunganya dengan ET. Spontan Sinta membantah hubungan itu.
"Tidak ada itu, untuk apa kau dengarkan omongan orang, bukan dari situ kita makan," sebut Sinta seraya bangkit rebahannya dengan sikap protes.
Melihat sikap protes isterinya itu, Loiker berusaha tenang. Ia mengupas buah pinang dengan golok.
Loiker kemudian meninggalkan isterinya yang kembali rebahan. Tersangka mengajak dua orang anaknya untuk mengumpulkan beberapa buah pinang di lokasi perladangan. Sampai dengan selesai mengupas buah pinang, Loiker mengajak isterinya bergegas pulang, "Yuk, kita pulang!" katanya.
Pasangan suami isteri ini pun bergegas pulang. Sepanjang perjalanan pulang, Loiker dan Sinta saling bercerita tentang buang air kecil. Parang tajam masih tetap melekat di tangan.
Merasa sakit hati mendengar cerita isterinya, seketika Loiker menghujamkan parang tajam ke bagian perut dari belakang sebanyak dua kali ke Sinta dan terjatuh. Korban minta tolong dengan suara keras,"Tolong!!, tolong!! tolong!!".
Tidak hanya sampai di situ saja, Loiker yang sudah kerasukan setan kembali menendang wajah isterinya sambil mengatakan bahwa isterinya itu telah menghianatinya. "Memang pengkhianat kau," katanya dengan nada kesal.
Melihat isterinya tidak berdaya, Loiker mengajak Reno anaknya ke perbukitan, sekitar 30 meter dari lokasi isterinya tergeletak. Reno menurut saja, meski dalam kondisi menangis ketakutan.
Sesampainya di perbukitan, persis di dekat jurang sedalam 5 meter, Loiker menusuk darah dagingnya itu dengan membabi buta, seraya menghujamkan parang tajam ke bagian badan, perut dan leher, kemudian menjatuhkan bayinya itu ke jurang. Pelaku ikut melompat ke bawah, lanjut menusuk perut anaknya dengan parang. Setelah itu Loiker mencoba bunuh diri.
Paur Subbag Humas Polres Humbahas, Bripka Syawal Lolobako, Selasa (14/4/2020), mengatakan, dalam rekonstruksi itu juga dihadirkan sejumlahsaksi, di antaranya Ramalia boru Purba,yang membenarkan Sinta dalam keadaan tergeletak di tanah dengan usus yang sudah terburai. Kemudian, saksi Rosnelly Tarihoran yang bersama saksi Ramalu pergi meminta bantuan. ​Dan bersamaan dengan saksi, Ruslen Silaban yang melihat Sinta dalam kasus tergeletak kemudian melaporkan ke kepala desa.
Terakhir, kepala desa menghubungi petugas lokal dan bersama warga menuju lokasi.​ Setelah dilakukan penyisiran ke perbukitan, melihat Reno sudah dalam keadaan tidak bernyawa.
"Di lokasi didengar ada suara meminta tolong, ternyata dalam keadaan luka yang kemudian ketiganya dievakuasi ke Puskesmas Pakkat," kata Syawal.