Login • Lupa Password | Daftar segera dan nikmati pemasangan iklan baris secara gratis! |
Medanbisnisdaily.com-Medan. Sejumlah organisasi mahasiswa yang tergabung dalam Cipayung Plus di Medan mengingatkan pemerintah melakukan langkah konkret membantu masyarakat yang terdampak corona. Para mahasiswa khawatir, jika kesulitan ekonomi berkepanjangan akan membuat masyarakat terpaksa melakukan hal di luar ketentuan. Demikian dikatakan Ketua Perhimpunan Mahasiswa Katolik Republik Indonesia (PMKRI) Medan, Ferdinandus Manik kepada medanbisnisdaily.com, Minggu (19/4/2020).
Secara khusus, Pemerintah Kota (Pemko) Medan, diminta harus lebih antisipatif. Pasalnya Medan sudah menduduki ranking satu penyebaran virus corona di Sumatra Utara dan sudah ditetapkan sebagai zona merah. Namun berbagai tindakan dan langkah Pemko Medan masih kurang efektif untuk mengantisipasi penyebaran corona.
"Kami menganalisa, jika Pemko Medan tidak segera melakukan langkah-langkah konkret menyelesaikan bencana nasional nonalam ini, kemungkinan bisa menimbulkan masalah keamanan, khususnya oleh warga yang kebutuhan hidupnya sudah mulai habis. Jika kebutuhan akan bahan pangan juga tidak bisa terpenuhi, bisa-bisa warga akan melakukan kriminalitas seperti pencurian, begal, penjarahan untuk memenuhi kebutuhan hidup mereka. Tentunya ini tidak kita harapkan terjadi di Medan," kata Ferdinan.
Senada disampaikan Ketua Umum Ikatan Mahasiswa Muslim (IMM) Medan, Angga Fahmi. Ia mendesak agar Pemko Medan menjaga stabilitas harga bahan pangan pokok di Kota Medan. Upaya ini dilakukan agar di tengah situasi penyebaran virus corona seluruh harga kebutuhan pangan tetap terjangkau di masyarakat.
"Kami Cipayung Plus Kota Medan telah melakukan survei di tengah masyarakat kota Medan. Yang banyak dikeluhkan masyrakat saat ini, mahalnya harga pangan seperti beras, gula pasir, bawang, sayuran dan kebutuhan APD," kata Angga.
Angga menyebut ada empat aspek yang menjadi perhatian pemerintah. Pertama dari sisi stok, kedua ketersediaan pasokan, ketiga distribusi dan keempat yang paling penting adalah stabilisasi harga.
Ketua Gerakan Mahasiswa Nasional Indonesia (GMNI) Medan, Samuel Gurusinga, menambahkan, selain masalah kebutuhan pokok, Pemko Medan juga gagal memastikan stok alat pelindung diri (APD). Kalau pun ada, harganya melambung tinggi. Diduga ada oknum yang memanfaatkan kesempatan.
"Kita tidak menginginkan semakin meningkatnya jumlah kasus positif corona di Medan akibat kelangkaan stok APD. Apalagi masih banyak ditemukan petugas Puskesmas di kota Medan menggunakan jas hujan sebagai baju APD. Peningkatan kasus corona ditambah tindakan mafia penimbun stok APD akan menganggu keamanan dan ketertiban di Kota Medan. Polrestabes Medan harus dapat membaca situasi yang seperti itu," tegas Samuel.
Dikatakan Samuel, para mahasiswa yang tergabung dalam Cipayung Plus antara lain, IMM, HMI, HIMMAH, GMNI, PMKRI, KAMMI, HIKMABUDHI, GMKI beberapa kali menggelar diskusi internal secara virtual merespon perkembangan terkini di masyarakat, khususnya di Kota Medan.