Login • Lupa Password | Daftar segera dan nikmati pemasangan iklan baris secara gratis! |
Medanbisnisdaily.com - Jakarta - Menurut Presiden Joko Widodo (Jokowi), mudik hanya dilakukan saat momen Lebaran, sedangkan pulang kampung dilakukan di luar momen Lebaran karena tidak ada pekerjaan di kota. Pakar bahasa menilai penjelasan Jokowi membuat rancu istilah 'mudik' dan 'pulang kampung'.
"Pernyataan beliau ini membuat kedua kata yang sama makna ini menjadi rancu karena kegiatan kembali ke kampung halaman, baik pada saat Lebaran atau bukan, adalah mudik alias pulang kampung," kata pakar bahasa dari UIN Syarif Hidayatullah, Hilmi Akmal, kepada wartawan, Kamis (23/4/2020).
Hilmi, yang merupakan magister linguistik Fakultas Ilmu Budaya Universitas Indonesia (FIB UI), menjelaskan, istilah 'mudik' dan 'pulang kampung' sebenarnya bisa digunakan baik dalam konteks momen Lebaran maupun bukan. Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI) juga sudah menjelaskan hal ini.
"Jika merujuk ke KBBI, kata mudik dan pulang kampung mengandung makna yang sama, yakni kegiatan kembali ke udik atau kampung halaman," kata dia.
Namun Hilmi berpandangan ada kebiasaan penuturan masyarakat bahwa mudik lebih sering dipakai dalam konteks lebaran. Maka masyarakat bisa memahami penjelasan Jokowi yang menganggap mudik sebagai aktivitas terkait Lebaran.
"Jadi, bila pertanyaannya adalah apakah kedua kata itu memiliki makna yang sama atau beda, jawabannya keduanya adalah kata yang mempunyai arti yang sama. Tapi mungkin Pak Jokowi menganggapnya berbeda karena kata mudik lebih sering muncul dalam suasana Lebaran," kata Hilmi.
Terlepas dari penjelasan Hilmi, KBBI V memberi contoh 'mudik' dengan kalimat yang memuat aktivitas saat Lebaran atau Idul Fitri, dan memberi contoh 'pulang kampung' dengan kalimat yang berkaitan dengan orang pendatang yang tidak lagi bekerja di kota perantauan.
"Yang saya tangkap dari pernyataan beliau, mudik itu adalah kegiatan kembali ke kampung halaman pada saat sebelum atau beberapa hari setelah Lebaran atau Idul Fitri. Di luar waktu itu, adalah pulang kampung," kata Hilmi.
Wamendes menganggap Jokowi benar
Wakil Menteri Desa Pembangunan Daerah Tertinggal dan Transmigrasi (Wamendes PDTT) Budi Arie Setiadi telah membela Jokowi. Menurut Budi, pengertian mudik dan pulang kampung memang berbeda, yang satu berkaitan dengan Lebaran dan yang kedua tidak berkaitan dengan Lebaran.
"Penjelasan Presiden Jokowi di acara Mata Najwa tentang perbedaan definisi mudik dan pulang kampung itu benar," kata Budi Arie Setiadi.
Menurut Budi, yang merupakan Ketua Umum Relawan Pendukung Jokowi alias Projo, mudik adalah bagian dari aktivitas tradisi di hari raya Idul Fitri. Mudik biasanya berlangsung 14 hari, mulai tujuh hari sebelum Lebaran hingga tujuh hari setelah Lebaran.
Sedangkan pulang kampung adalah pilihan masyarakat untuk kembali ke tempat asalnya karena alasan sosial-ekonomi. Menurutnya, pulang kampung adalah hak asasi manusia demi mendapatkan penghidupan dan pekerjaan, karena sedang terjadi keterpurukan ekonomi di kota.
Jokowi membedakan antara 'mudik' dan 'pulang kampung'. Dia mengaitkan antara aktivitas saat suasana Lebaran dan aktivitas yang dilatarbelakangi ekonomi. Fenomena masyarakat yang terjadi belakangan ini disebutnya bukan 'mudik', melainkan 'pulang kampung', karena belum Lebaran.
"Kalau itu bukan mudik, itu namanya pulang kampung. Memang bekerja di Jabodetabek, di sini sudah tidak ada pekerjaan, ya mereka pulang. Karena anak istrinya ada di kampung," ujar Jokowi dalam wawancara eksklusif di acara Mata Najwa yang disiarkan Trans7, Rabu (22/4) malam.
Menurut Jokowi, pulang kampung berbeda dengan mudik. Menurutnya, mudik dilakukan saat menjelang hari raya Idul Fitri.
"Ya kalau mudik itu di hari Lebaran-nya, beda, untuk merayakan Idul Fitri. Kalau yang namanya pulang kampung itu bekerja di Jakarta, tetapi anak-istrinya ada di kampung," kata Jokowi. dtc